Wawancara Eksklusif CJS: Dr. H. Abdul Rahman Bando SP SMi: Warga Makassar Pemilih Cerdas, Tidak Terpengaruh Money Politik

By Admin

Perhelatan Pemilihan Wali Kota Makassar tersisa beberapa bulan lagi. Salah satu tokoh yang banyak digadang-gadang masuk dalam bursa pencalonan Wali Kota tersebut adalah Dr H Abdul Rahman Bando. 

Sosok yang karib disapa ARB ini tidak asing bagi warga kota Makassar. Sepak terjang dan berbagai jabatan publik telah disandangnya. Kemampuannya dalam tata kelola pemerintahan tidak diragukan lagi. Ini tak terlepas dari akar pengabdiannya sebagai birokrat”.

Berikut petikan wawancara eksklusif dengan Dr H Abdul Rahman Bando (ARB) yang dipandu Host Dr Supa Athana sebagaimana dikutip dari Podcast Catatan Jurnalis Sukriansyah (CJS):

Host: Selamat sore pak, saya dengar saat ini bapak berkeinginan maju dalam kontestasi pilkada Makassar, benarkah? Apa yang memotivasi bapak? 

ARB: InsyaAllah.. Kita tahu, saya pernah ikut dalam pilwalkot Makassar di tahun 2020, walau saat itu belum ditakdirkan menang. Namun Alhamdulilah, kita menjadi peraih suara terbanyak ke dua. Setelah itu saya memilih ‘puasa’ publikasi. 

Namun setelah Pilpres, saya mendapat banyak masukan dari berbagai sahabat maupun dari jaringan komunitas yang saya bangun dulu yang mendorong saya kembali maju. Saya kemudian meminta masukan pada para tokoh Makassar dan keluarga. Mereka semua sangat setuju dan mendukung. Dalam berbagai dialog ini saya sepakat untuk kembali mencoba memasarkan dengan mulai memasang baliho, banner dan alat peraga lain. 

Host: Apa visi dan misi yang bapak coba tawarkan?

ARB: Kita tahu, saya ini 20 tahun berkiprah dan mengabdikan diri sebagai pamong dan pelayan masyakarat. Bahkan pernah menjabat kepala dinas di berbagai institusi pemerintahan seperti Kepala BKKBN, pernah menjabat Kepala Ketahanan Pangan, jadi Kadis Kelautan dan Perikanan serta Pertanian, jadi Kadis Pendidikan. 

Dari berbagai amanah jabatan ini, tentu menjadi pengalaman berharga untuk bisa menyerap apa yang menjadi harapan dan aspirasi masyarakat. Makanya di tagline kami itu kami tuliskan “Gerbang Makassar” yang merupakan singkatan dari Gerakan Bersama Membangun Makassar. 

Saya juga menambahkan di sub tag line kami yakni Kerja Apa yang Rakyat Butuhkan”, artinya kalau kota Makassar ini ingin duduk setara dengan kota-kota besar lain, haruslah ada keterlibatan semua pihak, jangan hanya mementingkan ego masing-masing. 

Host: Apakah bapak akan maju sebagai calon independen atau di back up oleh parpol?

ARB: Saat ini kami melakukan gerakan sosialisasi massif untuk meraih popularitas dan elektabilitas, sehingga ke depan kami bisa dilirik parpol. Karena di Makassar ini, tak ada parpol yang bisa mengusung sediri jadi harus ada koalisi parpol. Nah..untuk menyakinkan para parpol ini kita harus siap dengan konsep yang bagus untuk bisa meyakinkan masyarakat. Bila konsep yang kami bawa direspon positif oleh warga dipadukan dengan track recordnya saya waktu jadi kepala dinas, mudah-mudahan rakyat masih memberi kesempatan kita untuk berkontestasi positif bersama calon-calon yang lain. 

Host: Apa program yang nanti bapak tawarkan? 

ARB: Kami berangkat dari tagline kami yakni kerja yang dibutuhkan rakyat. Jadi semua yang akan kami kerjakan adalah seluruh rangkuman dari apa yang dibutuhkan rakyat, bukan kebutuhan saya pribadi atau tim saya. 

Kami mencatat, masalah yang paling mendasar yang dibutuhkan masyarakat Makassar adalah solusi terkait masalah kemacetan, sampah, polusi, pedagang kaki lima, mengenai ketenaga kerjaan, layanan pendidikan dan kesehatan dan ketersediaan air bersih. Sektor inilah yang menjadi fokus kita di samping sektor lain. Bagaimana sinergi kita dengan pemerintah daerah, dan pusat.

Kami beri contoh terkait kemacetan. Di kota Makassar, pada umumnya pemukiman masyarakat ada di timur kota sedangkan kantor layanan pemerintahan serta institutusi pendidikan ada di barat kota. Ini semua berkontribusi terhadap kemacetan kota. Nah ke depan kita harus memikirkan bagaimana meningkatkan fasilitas pelayanan publik dan pendidikan agar memiliki kesetaraan. Sektor lain adalah kesehatan. Kita tahu Makassar saat ini memiliki sekitar 47 puskesmas. Ini sudah tidak sebanding dengan jumlah penduduk kita. Akibatnya bila kita datang ke puskesmas nomor antrian warga bisa mencapai 150. Demikian pula dengan institusi pendidikan seperti SMP harus kita tambah agar seluruh anak-anak kita mampu mengenyam pendidikan yang berkualitas. Saya target dua tahun, karena saya sudah tahu caranya. Dulu kan saya mampu menambah 10 SMP Negeri dalam waktu 3 bulan. 

Host: Pertanyaan terakhir apa yang peryataan bapak sehingga masyarakat Makassar memilih bapak?

ARB: Kita tahu momentum pilkada adalah momentum terbaik seluruh masyarakat Makassar mendudukkan akal sehat kita dalam menilai kapasitas para calon yang akan disuguhkan oleh parpol. Saya sendiri bersikap bila nanti ada calon yang lebih baik konsepnya, saya legowo dan mengerti. 

Saya menganggap pilkada ini adalah ajang untuk memilih pemimpin yang terbaik yang mampu menawarkan konsep yang cerdas. Track record saya selama menjadi pamong dapat dinilai. (*)


Wawancara ini telah tayang di Podcast CJS: 

https://youtu.be/CoxVIjKd2P8?si=xvkDWeWKCaFRDr5G