Wawancara Eksklusif CJS, ARA: Saya Ingin Makassar Lebih Baik

By Admin


"Adi Rasyid Ali yang karib disapa ARA kerap dijuluki sang vokalis DPRD Kota Makassar, karena dinilai sebagai legislator yang cukup getol menyoroti kebijakan Pemerintah Kota Makassar. Dari soal pengelolaan anggaran pemerintah daerah, kinerja birokrasi, hingga soal sampah tak luput dari kritiknya.

Politisi muda kelahiran Makassar, 3 Mei 1972 ini memang sangat memegang teguh prinsipnya, "Kalau kita benar mengapa mesti takut", katanya. 

Meski demikian, kata dia, tidak boleh asal vokal, tapi harus menyampaikan kritik dengan data dan sesuai dengan adat dan budaya kita, sipakatau, sipakainge dan sipakalebbi. Manifestasi politik tersebut mencoba terus dijalankan oleh ARA selama dua periode keterpilihannya di DPRD Kota. 

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat Makassar ini kemudian ingin melanjutkan pengabdiannya untuk warga Makassar dengan lebih kongkret. Dia pun menegaskan siap maju dan bertarung pada Pemilihan Walikota Makassar 2024.

‘’Bismillahirrahmanirahim. Insya Allah di Pilkada Makassar tahun ini saya siap maju bertarung,’’ tegasnya beberapa waktu lalu. 

Dengan mengusung tagline "Makassar Lebih Baik", ARA berkomitmen mewakafkan dirinya untuk kota dan warga Makassar. 

Berikut petikan wawancara eksklusif dengan Adi Rasyid Ali (ARA) yang dipandu Host Dr Supa Athana sebagaimana dikutip dari Podcast Catatan Jurnalis Sukriansyah (CJS):

Host: Selamat sore bung Adi Rasyid Ali..Apa benar bung ARA ingin maju sebagai kandidat walikota Makassar? 

ARA: Sebenarnya itu sudah lama dipertanyakan oleh teman-teman dan warga Makassar, tapi saat itu saya menjawab tidak. Baru pada 2024 ini, saya menyatakan serius untuk maju. Mengapa baru sekarang? Karena banyak faktor yang harus saya pertimbangkan. 

Host: Sebelum lebih jauh, saya ingin bertanya dulu bagaimana sikap bung ARA terhadap isu W Superclub yang lagi hangat sekarang ini? 

ARA: Keberadaan W Superclub ini memang bukan barang baru. Di beberapa provinsi club ini sudah lama ada. Di Bali misalnya, W Superclub ini memang sudah terkenal. 

Namun kalau itu ada di kota Makassar, itu menjadi sangat berbeda. Hotman Paris lupa bahwa gaya lokal antara Bali dengan Makassar itu sangat berbeda. Dan ekonomi di Bali itu sangat bertumpu pada parawisata dan bentuk kearifan lokal kedua daerah ini juga berbeda. Karena itu saya melihat kehadiran W Superclub yang di endoors Hotman Paris ini menjadi bola liar dan masyarakat Makassar Marah. 

Karena itu saya menyampaikan di beberapa media bahwa tempat ini harus segera dievaluasi. Kalau memang harus ditutup ya ditutup. Apalagi ini sudah menyebabkan keresahan masyarakat. Kita juga tak ini W Superclub ini menjadi fasilitator prostitusi ke depan di Makassar, karena dampaknya akan bahaya bagi generasi kita ke depan. 

Kedua, yang juga diributkan adalah terkait izin. Saya kira Pemkot dan Pemprov tak usahlah saling lempar bola. Sama-sama punya kesalahan. Satu mengeluarkan izin, satu mengeluarkan rekomendasi. Saya sebagai wakil rakyat ya saya harus bicara. 

Host: Apakah sikap yang bung ARA ini bisa dikataka mencerminkan visi misi bung ARA dalam mengambil kebijakan ketika diamanahkan sebagai wali kota? 

ARA: Ya..itu senada dengan tag line saya yakni "Lebih Baik". Lebik baik itu memaknakan lebih memperbaiki, berkelanjutan. Apa yang bagus di pemerintahan sekarang kita lanjutkan. Yang kurang bagus kita perbaiki dan yang sangat tidak bagus kita tinggalkan. 

Hal ini juga menekankan bahwa arah kebijakan kita tidak serta merta menafikkan yang bagus dari pemerintahan yang lama. 

Host: Bagaimana asal mula lahirnya tag line Lebik Baik ini?

ARA: Sebenarnya tag line ini ada sejak saya mencalonkan diri sebagai Ketua DPC Demokrat 15 tahun lalu. Filosofinya memang memperbaiki. Kalau saya katakam yang terbaik itu bisa dikatakan saya sombong. Kalau saya katakan baik untuk semua, itu tidak mungkin bisa baik untuk semua. Karena dalam hidup ini pasti ada suka dan tidak suka. Jadi Lebik Baik itu lebih pada mengajak, melengkapi apa yang kurang. 

Host: Apakah bung ARA ini sudah memiliki konsep terhadap permasalahan di kota Makassar seperti banjir?

ARA: Iya..dalam berbagai kesempatan memang saya sering ditanya apakah saya sudah punya konsep dalam memperbaiki Makassar. 

Saya selalu mengatakan itu pasti. Saya ini selalu menganalogikan seorang wali kota itu seperti seorang dokter spesialis. Jangan ada pasien yang sakit jantung tapi diobati dengan obat sakit perut. Menjadi seorang pemimpin di Makassar, dia harus tahu dan paham apa yang harus dia lakukan, buka karena dia punya uang dia maju jadi calon wali kota. Jadi mereka harus punya kapasitas bukan hanya isi tas. Saya kembali mengibaratkan seorang dokter, dia harus mendiagnosa dan kemudian memikirkan dampak atau efek samping dari pengobatannya. 

Nah berbicara tentang Makassar, poin yang sering di permasalahkan adalah banjir, kemacetan dan pelayanan. Berbicara tentang banjir sebenarnya seluruh kota mengalaminya, yang membedakan adalah apakah banjir itu cepat surut atau tidak. Kalau di Makassar, memang ada sistem yang belum terkoneksi dengan tepat seperti drainase. Banyak drainase yang buntu, nanti dibersihakan kalau hujan. Kalau tidak hujan atau masyarakat tidak ribut ya tidak dibersihkan. Nah..di sini peran RT/RW. Mereka kan punya insentif. Jangan diberikan insentifnya kalau drainase di wilayahnya tersumbat. Ada juga LPM, ada BKM, apa yang selama ini mereka kerja? Hanya ngumpul-ngumpul sebagai tim sukses saja. 

Di samping itu, ada memang daerah di Makassar yang rendah, misalnya di Manggala. Nah bagaimana solusinya? Sebaiknya otoritas tiga daerah, Makassar, Gowa dan Maros duduk bersama membicarakan pembangunan waduk yang lebih besar lagi. Yang penting juga adalah bagaimana membuka ruang terbuka hijau untuk resapan air 

Kedua, kemacetan, saya selalu mengatakan untuk mengurai kemacetan bagaimana kalau masyarakat bisa melewati jalan tol tanpa bayar. Kok bisa. Ya karena mereka tidak menuju bandara, tapi akan berbelok ke daerah yang dituju. 

Demikian juga masalah perparkiran. Kita tahu di depan mall Panakukang kalau jam-jam tertentu parkiran di depan mall sampai mengambil badan jalan. Dan ini menyebabkan kemacetan parah. Kenapa tidak ditertibkan? Karena ada oknum aparat yang bermain. 

Saya kalau diberi amanah terpilih, saya tegaskan parkir nanti tidak berbayar. Tidak ada lagi Jukir yang memungut parkir. Pasti ada yang bertanya bagaimana cara? Duit parkir bagaimana? Saya katakan pungutan parkir hanya sekali ketika melakukan pengurusan di Samsat . Perpanjangan plat, perpanjangan STNK itu kan tiap tahun, Nah di sana kita memungut juga biaya parkir selama setahun. Jadi Jukir-Jukir ini kita gaji perbulan sesuai UMR. Dan kalau saya hitung-hitung, kita bisa dapatkan uang sebesar Rp 600 miliar setahun. Kita juga bisa subsidi di Tol. 

Soal pelayanan. Ini yang paling mendasar di pemerintah. Saya selalu katakan kalau saya diberi amanah, maka pelayanan utamanya perizinan harus punya deadline. Kalau berkas sudah lengkap, paling lambat 3 hari izin harus sudah keluar. Jangan lagi diulur-ulur seminggu sampai dua minggu. Di sanalah banyak permainan. Banyak pungli. Termasuk izin reklame. Ini kan ada yang monopoli dari kelompok tertentu. Bahkan ada oknum ASN Pemkot yang memiliki perusahaan reklame dengan memakai nama orang lain. Orang yang mau izin pasang reklame tidak diberi izin, tapi dikasih ke orang lain. Diskriminasi seperti itulah yang terjadi. 

Host: Bagaimana tentang UMKM? 

ARA: Ya..kita memang harus memberi pelatihan pada pelaku UMKM terutama generasi Z, kita tahu sekarang ini orang berbisnis hanya dengan memakai HP. Jadi sangat kreatif generasi milenial kita. Ini yang harus diberi pelatihan digitalisasi agar mampu lebih kreatif. Kami juga banyak melatih para Barista kemarin. Nah sekarang bagaimana soal modal. Sebarnya dari dulu kita sudah ada KUR. Ini yang tidak dimanfaatkan. Sayangnya anak-anak muda kita kurang tahu, itulah gunanya pemerintah untuk menjadi fasilitator untuk membantu mendapatkan KUR. 

Host: Bagaimana bung ARA mengembangkan bidang olah raga, apalagi kita tahu kita punya kesebalasan kebanggaan PSM Makassar?

ARA: Bicara PSM ini ngeri-ngeri sedap. Kalau dulu kan ada biaya dari APBD sekarang kan PT. Jadi kalau tidak kuat dana ya hancur. Yang paling dibutuhkan PSM sekarang ini adalah lapangan latihannya. Kedua bagaimana pemain kita ini dijamin soal gaji. Ini yang harus dipikirkan oleh Pemkot Makassar bersama dengan pihak yang punya PT. Sebenarnya kalau PT ini dibuat terbuka pasti banyak sponsor yang tertarik. Saya ini kan mantan bendahara PSM, gampang kami dapat bantuan. Namun memang kami dulu murni mengurus sepak bola, tak ada di politik. Sekarang banyak yang berpolitik jadi pihak sponsor juga pasti berpikir ulang.(*)

Berikut video lengkap wawancara Adi Rasyid Ali yang sudah tayang di podcast CJS: