Wapres JK: Sudah Waktunya Gudang Bulog Diubah Jadi Sillo yang Dapat Simpan Beras 3 Tahun

By Admin


nusakini.com Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (BULOG) sebagai lembaga negara pengendali harga dan penyedia kebutuhan beberapa komoditas pangan pokok mengalami banyak dinamika perubahan, baik bentuk lembaga maupun jenis komoditas yang ditangani. Namun, tugas utama yang diemban BULOG adalah tetaplah menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan nasional. 

“Bicara BULOG berarti bicara masalah distribusi. Dan bukan masalah kompeten atau tidak pimpinan BULOG, tetapi masalahnya ada atau tidak pangan yang akan didistribusikannya,” jelas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla saat memberikan kuliah umum dalam rangka Syukuran HUT ke 49 Perum BULOG yang diselenggarakan di Ruang Oryza Gedung BULOG , Jakarta Selatan, Selasa, (10/5/2016). 

Pemerintah senantiasa menjaga ketahanan pangan khususnya komoditas beras dengan memberikan jaminan harga dan pasar bagi hasil produksi petani melalui penyerapan/pengadaan Perum BULOG, sehingga petani memiliki semangat untuk terus berproduksi. Peningkatan produksi dapat menjamin ketersediaan beras dalam negeri tanpa tergantung impor. 

“Permasalahan pangan selalu dihadapi oleh hampir semua negara di dunia. Hal ini terkait dengan teori Malthus dimana jumlah penduduk bertambah sesuai dengan deret ukur sedangkan kebutuhan pangan bertambah sesuai dengan deret hitung,” ujar Wapres. 

Sehingga di masa yang akan datang, lanjut Wapres, masalah pangan akan terus dihadapi karena jumlah penduduk terus bertambah sedangkan lahan terbatas, akibat penduduk yang bertambah tadi. Selain itu masalah perubahan iklim juga mempengaruhi produksi pangan. 

Keppres Nomor 29 Tahun 2000 menyatakan bahwa tugas pokok BULOG adalah menjalankan tugas pemerintah di bidang manajemen logistik melalui pengelolaan persediaan, distribusi dan pengendalian harga beras serta jasa usaha logistik. 

"Ketidakseimbangan penduduk dan lahan, yaitu persebaran penduduk 60% di pulau Jawa sehingga ongkos logistik untuk pulau luar Jawa lebih mahal. Belum lagi, adanya kebijakan pemerintah dalam menentukan dan mengontrol harga kebutuhan pokok, sebab pemerintah harus menyeimbangkan kepentingan produsen dan konsumen", kata Wapres. 

BULOG harus memperhatikan keseimbangan harga agar tidak hanya baik untuk konsumen tetapi juga menarik bagi produsen. 

Oleh karena itu, lanjut Wapres, solusi untuk mengatasi masalah pangan adalah teknologi. 

Namun, selain adanya kemampuan teknologi yang menimbulkan optimisme bahwa BULOG dapat menyediakan pangan bagi masyarakat, ketidakpastian iklim (el nino) juga dapat menyebabkan ketidakyakinan (pesimis) bagi ketahanan pangan dan keseimbangan distribusi. 

“Sebenarnya BULOG hanya mengurus 7-8% dari distribusi pangan, sisanya sebanyak 93% langsung dari petani yang memperdagangkan ke masyarakat,” ungkap Wapres. 

Tugas utama BULOG menjaga keseimbangan, kesejahteraan petani, dan konsumen. Untuk itu, BULOG perlu memiliki sistem informasi yang baik. 

“Sudah waktunya gudang-gudang BULOG diubah menjadi sillo-sillo yang dapat diatur suhunya, seperti di Jepang, dimana dapat menyimpan beras selama 2-3 tahun,” lanjutnya. 

“Perlu juga diatur keseimbangan antara produksi dan konsumsi, maka hal itu harus didukung dengan sistem dan data yang memadai,” tutup Wapres.(if/mk)