Wapres: Atasi Ketimpangan Ekonomi, Permudah Pengusaha Kecil Dapatkan Akses Perbankan

By Admin

Foto: Dokumentasi Setwapres  

nusakini.com - Dalam mengatasi masalah kesenjangan ekonomi, cara yang terbaik adalah mendorong pengusaha kecil untuk menjadi pengusaha besar, dengan memberikan kemudahan akses perbankan.

“Itulah langkah yang harus kita perbaiki bangsa ini yaitu bagaimana para pengusaha kecil mendapat akses (perbankan) yang lebih baik dan kemudian mendidiknya, mendorongnya, karena hanyalah dengan peningkatan yang kecil itu dapat meningkatkan pendapatan, dapat memperluas lapangan kerja, dan dapat membikin harmoni bangsa ini,” tegas Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla pada acara Peletakan Batu Pertama Pembangunan Gedung Center of Microfinance BRI, Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar, Senin (27/2/2017).

Wapres berpandangan, proses bisnis yang sehat itu adalah melalui tahapan. Diawali dengan terlebih dahulu menjadi pengusaha kaki lima, lalu memiliki kios di pasar, kemudian mempunyai toko, setelah itu tokonya dikembangkan lagi sehingga mendirikan toko yang lebih besar, dengan usaha yang lebih besar.

“Karena itulah salah satu yang kita lakukan ialah bagaimana pengusaha-pengusaha kecil mendapat akses yang mudah, yang murah, dan yang sustainable (untuk) menjadi pengusaha menengah, (kemudian) menjadi pengusaha besar,” imbaunya.

Selain itu, lanjut Wapres, daerah-daerah yang memiliki kultur enterpreneurship harus lebih dikembangkan agar bisa menjadi penyeimbang perekonomian sekitarnya.

“Kultur enterpreneurship itu ada di Sulawesi Selatan,” ungkap Wapres.

Wapres pun mengilustrasikan, dengan jumlah penduduk Indonesia sekitar 255 juta, minimal di negara ini harus punya 10 center pelatihan, yang saat ini dinilai Wapres masih kurang. Center ini menjadi tempat para pengusaha, khususnya pengusaha kecil, untuk dididik, dimotivasi, dan dipermudah dalam urusan perbankan.

“Supaya mereka sudah siap, tidak perlu tanya kanan kiri soal regulasi peminjaman dana dan sebagainya,” tutur Wapres.

Wapres menegaskan, kerjasama ini menjadi salah satu proyek prioritas sehingga pemerintah dan para pemangku kepentingan nantinya dapat mengeluarkan kebijakan ekonomi baru, yakni kebijakan ekonomi yang berkeadilan.

“Memberikan afirmasi kepada pengusaha kecil, keutamaan pada pengusaha kecil dan pengusaha di daerah. Kita tidak ingin terpusat. Ini akibat daripada kebijakan liberal dan globalisasi, kebijakan pasar, selalu orang bilang pasar. Itulah yang menyebabkan kesenjangan yang tinggi pada saat kita bicara masalah liberalisasi. Sehingga orang yang punya usaha dengan jumlah besar, akan jauh lebih cepat maju dibanding pengusaha kecil,” ungkapnya.

Tanpa itu, lanjut Wapres, akan terjadi disharmoni bangsa, dan semua disharmoni bangsa selalu berbahaya untuk keutuhan bangsa ke depan.

“Masalah yang paling besar dihadapi oleh bangsa ini, yang juga kemarin saya bicarakan di Ambon, ialah bagaimana bangsa ini maju secara bersama-sama dan mengurangi ketimpangan bangsa ini,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Wapres berharap, Center of Microfinance BRI yang merupakan kerjasama antara BRI dan Unhas, dapat menjadi pusat pelatihan dan studi, sekaligus realisasi dalam bentuk praktek guna mengakomodir permasalahan-permasalahan pendanaan pengusaha kecil, agar mereka tidak mulai dari nol lagi.

“Karena itulah maka saya harap center ini menjadi seperti itu, menjadi suatu bagian dari pembelajaran pendidikan kita semua,” harapnya.

Dengan menjadi perintis sistem pembelajaran pendanaan, diharapkan ke depan akan menghasilkan pengusaha tangguh.

“Karena tidak ada pengusaha yang langsung besar semua dimulai dari bawah,” ujarnya.

Menutup sambutannya, Wapres mengingatkan peserta yang hadir yang kebanyakan orang Bugis untuk terus mengembangkan jiwa entrepreneurship-nya dengan pelatihan-pelatihan seperti microfinance ini.

“Kita selalu bangga bahwa pedagang pasar dimanapun adalah orang Bugis, tapi kemudian itu akan berubah. Jadi kalau tidak dididik akan tetap begitu saja (pengetahuannya), nggak berkembang. Karena itulah universitas, pendidikan memberikan kita semua upaya kemajuan. Sekali lagi terimakasih kepada BRI dan segala pihak yang membantu untuk memberikan kemajuan bagi usaha kecil dan masyarakat luas,” pungkas Wapres.

Senada dengan Wapres, Direktur Utama (Dirut) BRI Asmawi Syam yang juga alumnus Unhas bersama-sama dengan Rektor Unhas Dwia Aries Tina Palubuhu merasa perlu membangun satu pusat micro finance, untuk mendidik, melatih, dan mempermudah pengusaha pasar, pengusaha pemula, pengusaha kaki lima, pengusaha kecil di daerah, pengusaha perkebunan, serta para petani, sehingga mendapatkan akses yang lebih besar pada sektor keuangan dengan baik.

Dirut BRI menyampaikan, Center of Microfinance ini nantinya akan menjadi pelopor dalam memperbaiki sistem yang dirasan masih pincang ini.

“Karena tidak ada cara lain selain meningkatkan semangat ini. Kalau tidak, maka akan mengakibatkan masalah pada jangka panjang,” ucap Asmawi.

Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo dalam sambutannya juga merespon secara positif dengan mencanangkan Unhas sebagai pusat pengembangan mikro bisnis di Sulawesi Selatan dan sekitarnya.

Selain Ibu Mufidah Jusuf Kalla, hadir mendampingi Wapres, Kepala Sekretariat Wapres Mohamad Oemar, dan Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan Bambang Widianto. (p/mk)