Wamentan Sudaryono Ungkap Potensi Besar Pertanian Indonesia di Forum Internasional OECD
By Al
nusakini.com - Jakarta – Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa sektor pertanian Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk mendongkrak perekonomian nasional dan menciptakan lapangan kerja. Pernyataan ini disampaikan Wamentan Sudaryono dalam forum internasional yang diselenggarakan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) pada Selasa (26/11/2024) dengan tema Building National Food Security for a Prosperous Future - Ensuring Access to Nutritious Food for All.
Dalam forum tersebut, Wamentan Sudaryono, yang akrab disapa Mas Dar, menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk membuka lebih banyak lahan budidaya dan mendorong hilirisasi produk pertanian sebagai upaya untuk memperkuat perekonomian dan ketahanan pangan nasional.
“Kami berencana menciptakan peluang baru dengan membuka jutaan hektare lahan budidaya, meningkatkan sistem irigasi, serta menyediakan benih berkualitas tinggi untuk memperkuat perekonomian nasional lewat sektor pertanian,” ungkap Wamentan Sudaryono.
Menurutnya, pembangunan sektor pertanian nasional adalah langkah strategis untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, khususnya dalam menghadapi tantangan global terhadap ketahanan pangan. Dalam proses ini, Sudaryono menekankan perlunya keterlibatan berbagai pihak, terutama generasi muda, yang memiliki peran penting dalam mengembangkan pertanian berbasis teknologi.
“Tidak hanya melibatkan petani muda baru, kami juga berfokus pada pemberdayaan petani yang sudah ada untuk mengadopsi teknologi-teknologi terbaru. Pendekatan ini sangat penting untuk menghadapi tantangan ke depan, khususnya dalam memfasilitasi penerapan teknologi pertanian digital yang diharapkan dapat mempercepat transformasi pertanian Indonesia,” ujar Sudaryono.
Wamentan Sudaryono menjelaskan bahwa salah satu tujuan besar pemerintah adalah mentransformasikan pertanian tradisional ke pertanian modern. Pendekatan berbasis teknologi ini diharapkan dapat menekan biaya produksi hingga 50 persen sekaligus meningkatkan produktivitas pertanian. Dalam hal ini, teknologi pertanian digital menjadi salah satu kunci untuk mewujudkan swasembada pangan yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Sebagai bagian dari program strategis, pemerintah Indonesia juga sedang mengimplementasikan berbagai inisiatif untuk mempercepat swasembada pangan, termasuk melalui program optimasi lahan atau Oplah (Optimalisasi Lahan Pertanian). Program ini dijalankan di beberapa daerah, seperti Papua, Kalimantan, dan Sumatra Selatan, dengan tujuan meningkatkan kapasitas lahan pertanian yang ada serta menarik minat generasi muda, termasuk milenial dan Gen Z, untuk terjun ke sektor pertanian.
“Melalui generasi muda, kami berharap dapat menemukan solusi inovatif, teknik adaptif, serta penggunaan alat digital yang canggih untuk kemajuan pertanian. Program ini bertujuan agar petani muda menjadi agen perubahan dalam mewujudkan pertanian yang lebih modern dan produktif,” kata Sudaryono.
Pemerintah juga menekankan bahwa sektor pertanian tidak hanya berperan dalam mendukung ketahanan pangan, tetapi juga dalam menciptakan lapangan kerja yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia. Dengan strategi pembangunan yang inklusif dan berbasis teknologi, sektor pertanian diharapkan dapat menjadi salah satu penggerak utama perekonomian nasional.
“Pembangunan sektor pertanian bukan hanya tentang ketahanan pangan, tetapi juga tentang meningkatkan kesejahteraan petani, membuka peluang kerja baru, dan meningkatkan kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional,” pungkas Sudaryono.
Dengan inisiatif ini, Indonesia diharapkan dapat mengoptimalkan potensi besar sektor pertanian, sekaligus menghadapi tantangan global dalam mencapai ketahanan pangan dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.