nusakini.com-Jakarta- Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menjelaskan bahwa sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang suportif dan tetap tumbuh positif ketika Indonesia mengalami kontraksi ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19.

“Di dalam situasi krisis, sektor pertanian adalah bemper dari sektor-sektor lain. Sektor-sektor yang lain bisa kontraksi, sektor pertanian yang menjadi bempernya. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang tetap baik di dalam perekonomian, pertumbuhannya itu tetap positif,” kata Wamenkeu dalam Kongres Asosiasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Indonesia (AFEBI) ke-9, Selasa (30/11).

Wamenkeu menyampaikan, ketika seluruh perekonomian Indonesia secara total mengalami kontraksi akibat Covid-19, sektor pertanian tetap tumbuh positif di angka 1,8 persen pada tahun 2020.

“Ini sangat resilience. Biasanya (sektor pertanian tumbuh) positifnya di angka sekitar 3 sampai 4 persen. Namun ketika Covid, sektor-sektor yang lain kena negatif, sektor pertanian masih tumbuh 1,6 hingga 1,8 persen. Maka dapat kita pahami kontribusi sektor pertanian terhadap Produk Domestik Bruto di tahun 2020 meningkat dan ini akan terus meningkat,” ujar Wamenkeu.

Pertanian menjadi salah satu sektor kunci perekonomian domestik, terutama untuk mendorong ketahanan pangan nasional, serta mengantisipasi krisis makanan global. Maka dari itu, Wamenkeu mengungkapkan pemerintah melalui APBN memberikan berbagai dukungan fiskal kepada petani dan nelayan.

“Dukungan APBN untuk petani dan nelayan dikeluarkan bukan hanya lewat satu jenis belanja. Berbagai macam jenis belanja kita gunakan untuk mendukung petani dan nelayan dan sektor pertanian secara luas,” kata Wamenkeu.

Dukungan diberikan dalam bentuk belanja Kementerian Lembaga, baik di Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

“Kalau kita total, belanja yang lewat kementerian dan lembaga di tahun 2021 tidak kurang dari Rp56 triliun,” ujar Wamenkeu.(rls)