nusakini.com - Jakarta - Aksi unjuk rasa beberapa terakhir ini di Jakarta terus berlangsung. Adapun aksi demo ini dihadiri berbagai BEM se Indonesia.

Pada salah satu aksi, video Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia Bayu Satria Utomo sedang berorasi. 

Bayu mengatakan hadirnya para mahasiswa pada aksi ini karena kepedulian.

"Hadirnya kita disini karena kepedulian terhadap negara kita yang telah rusak," teriak Bayu, dikutip dari video salah seorang mahasiswa yang diterima, Kamis (7/4/2022).

Bayu menegaskan agar Presiden Jokowi mendengarkan para mahasiswa.

"Mulai tadi malam dan hari ini kita mendapatkan tindakan intimidasi. Mulai dari peretasan WhatsApp, hingga ancaman terhadap presiden mahasiswa Trisakti," tegas Bayu.

• Dukung Kondusivitas Pasca Pemilu 2024, Mahasiswa Makassar Serukan Peran Penting Masyarakat Jaga Demokrasi
• Demo di Jogja, BEM UI dan UGM: Setop Jualan Politik Pake Gimik Atasnamakan Anak Muda
• Pasukan Militer Sri Lanka Usir Pengunjuk Rasa di depan Kantor Presiden
• Demonstran Tolak Presiden Baru Sri Lanka
• GEPMAR Terobos Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Sulsel, Ada Apa?

"Kita berdiri disini atas nama rakyat Indonesia," kata Bayu.

Sementara itu, pada keaempatan lain, Bayu mengaku saat ini tengah melakukan konsolidasi dengan sejumlah elemen mahasiswa untuk menggelar aksi besar pada 11 April mendatang.

Aksi besar itu ditujukan kepada Presiden Jokowi dan rencananaya akan digelar Istana Negara atau di depan gedung DPR RI.

"Rencana aksi itu diwacanakan oleh BEM Rakyat Bangkit. Saat ini, kita sedang melakukan konsolidasi dengan kawan-kawan yang tergabung di sana,"sebut Bayu dalam podcast di kanal Refly Harun pada Rabu (6/4/2022).

Bayu mengatakan, konsolidasi itu dilakukan agar seluruh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi memiliki satu pemahaman dalam melakukan aksi.

Bayu menyebutkan, ada tiga agenda yang akan mereka suarakan dalam aksi besar itu. Pertama, menolak wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden

Kedua penanganan kenaikan harga bahan pokok. Dan yang ketiga penolakan atas penyerangan terhadap masyarakat sipil oleh negara. (Ip)