Foto: Dokumen Ristekdikti 

nusakini.com - Universitas Negeri Semarang (Unnes) ditasbihkan sebagai Perguruan Tinggi Negeri Unggul dengan predikat Akreditasi A. Predikat tersebut tak main-main, karena belum banyak Perguruan Tinggi di Indonesia, terutama PTN yang mendapatkan predikat tersebut. Predikat tersebut merupakan hasil penilaian dari BAN-PT dan hanya ada sekitar 49 Perguruan Tinggi yang menerimanya. 

Rektor Unnes, Fatur Rokhman mengatakan bahwa Akreditasi ini menjadi salah satu penanda penting dalam sejarah Universitas Berwawasan Konservasi di Semarang itu. Di satu sisi, lanjutnya, capaian itu patut disyukuri dan dibanggakan. Hasil ini adalah bukti kerja nyata penuh integritas seluruh komponen: mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, pimpinan, alumni, dan mitra kerja.

“Ini bukan akhir, tapi justru merupakan awal agar Unnes berprestasi di tahun 2017. Capaian itu harus jadi tantangan besar yang dihadapi dengan inovasi, untuk memperkuat kapasitas Universitas mewujudkan visinya,” ujarnya seperti dikutip dari laman Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, dikti.go.id.

Di masa depan menurut Fathur, akreditasi memperkuat kepercayaan publik bahwa Unnes adalah perguruan tinggi unggul. Pengakuan demikian tidak hanya bersifat institusional, tetapi juga pada individu sehingga membawa manfaat besar bagi mahasiswa dan alumni.

Menristekdikti Mohamad Nasir saat memberikan kuliah umum di Unnes sebagai bagian dari rangkaian dies natalis ke-52 dan tasyakuran Unnes terakreditasi A, jumat (27/1) mengatakan dirinya tidak akan pernah mengintervensi BAN-PT memberi penilaian akreditasi, tetapi justru mengintervensi Perguruan Tinggi untuk peningkatan kualitas lebih baik.

“Contoh kualitas baik itu misal publikasi ilmiah. Ini contoh baik, Unnes sampai pada awal tahun ini jumlah publikasi ilmiahnya naik 100%. Saya akan tagih Perguruan Tinggi lain untuk tingkatkan itu, nyatanya Unnes bisa, kenapa yang lain tidak,” tegasnya.

Terkait riset Nasir juga mengingatkan Unnes untuk jangan membebani para dosen yang sedang meneliti dengan pekerjaan administratif.

“Ingat, kita sudah keluarkan Peraturan Riset Berbasis Output, jadi tidak ada lagi peneliti itu memikirkan SPJ, memikirkan pertanggung jawaban keluarnya uang, sekarang tanggung jawabnya hasil penelitiannya apa,” tuturnya.

Untuk mahasiswa Unnes, Nasir ingatkan agar mahasiswa harus bekerja keras dalam belajar dan hindari radikalisme di kampus.

“Kalau perlu tidurnya tidak boleh dari 5 jam, sisanya harus belajar dan berkarya,” ujarnya dengan nada bercanda.

Di akhir kuliah umumnya Nasir mengatakan Unnes merupakan salah satu bentuk kampus yang ideal dan bisa dijadikan contoh dalam desain kampus yang ideal karena suasana kampus yang baik untuk belajar. Dalam kesempatan itu Nasir ditemani oleh Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto selaku Ketua Dewan Penyantun Unnes, Dirjen Belmawa Intan Ahmad, juga memberikan penghargaan kepada 5 mahasiswa Bidikmisi Unnes berprestasi. (p/mk)