Tiga Menteri Tinjau Kesiapan Angkutan Barang KAI

By Admin


nusakini.com - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Edi Sukmoro menghadiri kegiatan Sosialisasi Kereta Api (KA) Angkutan Peti Kemas Jalur Tanjung Priok-Gedebage di kawasan JICT Tanjung Priok. Jumat (30/1) Dalam kesempatan ini, Edi Sukmoro bersama tiga Menteyaitu Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto, dan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi memaparkan tentang kesiapan dan dukungan terhadap program angkutan barang khususnya peti kemas Gedebage-Tanjung Priok. Angkutan kereta peti kemas jalur Gedebage-JICT Tanjung Priok sebenarnya telah beroperasi sejak Juni 2016. Namun, jalur tersebut sebelumnya jalur peti kemas Gedebage hanya sampai di Stasiun Prasoso, Tanjung Priok

Mendag Enggartiasto dalam mengatakan, konektivitas antar jalur merupakan hal yang baik karena Kementerian Perdagangan sangat berkepentingan dalam memperlancar ekspor barang dan membereskan persoalan agar tidak ada gangguan pada ekspor barang. Dia berharap keberadaan moda transportasi Kereta Api Peti Kemas Gedebage Bandung ke Tanjung Priok bisa menjadi alternatif baru agar kegiatan ekspor impor lebih efisien, tepat waktu dan aman. "Penggunaan kereta Peti Kemas jalur Tanjung Priok - Gedebage harus dioptimalkan untuk membawa berbagai komoditas ekspor agar terjadi peningkatan efisiensi logistik," ujar Enggartiasto. Ia menambahkan, waktu bongkar muat dwelling time, katanya, bisa lebih singkat."Serta meningkatkan kelancaran arus barang dan daya saing ekspor," tambah Enggartiasto.

Disamping itu Menperin Airlangga Hartanto mengatakan bila koordinasi antara KAI, Pelindo, Perhubungan telah lama diinginkan dan baru saja terealisasi. Meski dari sisi volume, belum maksimal, namun menurut Airlangga, upaya konektivitas tersebut telah menjadi langkah awal yang baik. Airlangga berharap upaya yang dilakukan Pelindo dan KAI menjadi satu sinergi yang baik agar logistik di Indonesia dapat meningkat daya saingnya. ”Di Jabar itu ada 1037 industri besar, kemudian ada 851 perusahaan tekstil, sehingga potensinya besar. Nantinya para pengusaha itu harus diberikan sosialisasi agar ongkos mereka turun dan barang dan pengiriman barang mereka jadi lebih cepat. Selain itu, presiden menetapkan bila tahun ini adalah masanya pemerataan sehingga fasilitas transportasi dapat dimanfaatkan industri kecil di berbagai kawasan. Nantinya, kalau bisa harus membangun di jalur selatan di semua daerah, sehingga ekonomi di Jawa utara dan selatan bisa berimbang,” kata Airlangga.

Menanggapi uraian yang disampaikan oleh Mendag dan Menperin, Menhub Budi Karya Samadi mengatakan bila tanggungjawabnya adalah memberikan solusi terbaik bagi transportasi di Indonesia. Menurut dia, persoalan konektivitas di Indonesia, terutama ekspor Indonesia, terjadi di tiga tempat, diantaranya: jalur menuju pelabuhan, di pelabuhan dan pelayaran. ”Semuanya sudah kami pilah dan ada beberapa yang ada hasilnya. Seperti di pelabuhan, kami bersama dengan Bea Cukai, perdangangan, dan berbagai unsur sudah bisa menurunkan dwelling time hingga di angka tiga. Empat pelabuhan sudah dibawah tiga. Yang belum dibawah tiga adalah pekerjaan rumah kami,” ujar Menhub.

Sementara itu, Edi Sukmoro mengatakan upaya konektivitas yang dilakukan KAI dengan Pelindo juga akan memperhitungkan jalur KRL agar tidak bertabrakan. Keberangkatan jalur Gedebage dan JICT akan diberangkatkan di waktu malam agar tiak mengganggu KRL. ”Transportasi harus saling bantu sehingga bisa mempermudah masyarakat. Kemudian kami mentargetkan bisa membawa hingga 120 TEUs. Kami akan review jalur yang sudah sudah ada dan manakala bisa diperpanjang lagi ke titik lainnya. ketersediaan gerbong kami 42 dan 45 ton sudah cukup. Jadwal keberangkatan dari Gedebage pukul 19.25 WIB dan sampai ke JICT 00.37 WIB. Sedangkan keberangkatan dari JICT pukul 03.40 WIB dan sampai ke Gedebage pukul 11.28 WIB,” jelasnya. Diharapkan pemanfaatan Angkutan Kereta Api Peti Kemas ini menjadi salah satu pilihan solusi yang tepat untuk membawa komuditas eksport-Import karena efisien, tepat waktu, dan aman. Kegiatan dilanjutkan dengan peninjauan oleh rombongan, untuk melihat langsung sarana dan prasarana yang ada di stasiun JICT.(p/mk)