Taman Tekno dan Sains LIPI Siap Bantu Percepat Transfer Teknologi

By Admin


nusakini.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mengembangkan Science and Techno Park (STP) atau kerap disebut Taman Tekno dan Sains di kawasan Cibinong Science Center-Botanical Garden (CSC-BG) Cibinong, Bogor, Jawa Barat. Pengembangan taman tersebut merupakan bagian dari program nasional dalam Nawacita Pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Pengembangan Taman Tekno dan Sains LIPI salah satunya untuk melakukan akselerasi transfer teknologi dan peningkatan pertumbuhan perusahaan start upberbasis inovasi teknologi,” ujar Kepala Pusat Inovasi LIPI, Nurul Taufiqu Rochman dalam 1st Indonesia International Conference on Science and Technology Park di Bogor, Kamis (13/10/2016) lalu. 

Menurut Nurul, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk akselerasi transfer teknologi sekaligus mengembangkan perusahaan start up. “Teknologi yang ada di taman tekno dan sains haruslah teknologi yang berbasis start up, sehingga kami dapat memfasilitasi untuk memperkenalkan teknologi tersebut kepada Usaha Kecil Menengah (UKM) dan juga masyarakat,” tutur Nurul. 

Lalu, lanjutnya, teknologi yang akan dialihkan dan didesiminasikan tidak hanya dari lingkungan LIPI, tetapi juga dari sumber-sumber lain di dalam dan luar negeri. Dengan demikian, akses industri dan masyarakat terhadap teknologi menjadi lebih mudah dan cepat. 

Dikatakannya, Taman Tekno dan Sains LIPI juga memiliki program training and development untuk membantu mempercepat adopsi teknologi. “Pada dasarnya, rumus sederhana untuk mengembangkan perusahaan start up adalah peneliti yang kemudian memiliki invensi, dan juga memiliki sikap entrepreneur,” tegasnya. Dan, Taman Tekno dan Sains LIPI dibentuk sedemikian rupa, sehingga menjadi ekosistem inovasi yang memberikan peluang bagi teknologi-teknologi untuk masuk ke dunia industri, imbuhnya. 

Sementara itu, Konsultan Perusahaan Start Up dan Taman Tekno dan Sains China, Wang Delu mengungkapkan, entrepreneurship harus terus dikembangkan terutama di negara-negara berkembang. “China telah merintis taman tekno dan sains selama hampir 30 tahun, dan beberapa di antaranya menjadi yang terbaik di dunia,” tuturnya. 

Menurut Wang Delu, beberapa hal yang penting dalam pengembangan taman tekno dan sains di antaranya membangun inovasi dan ekosistem entrepreneur. “Selain itu, peran pemerintah tentu sangat dibutuhkan, baik dari sisi kebijakan, pemberian insentif, dan juga inkubator,” jelasnya. Hingga saat ini, China telah berhasil mengembangkan 146 taman tekno dan sains. 

Michiko Enomoto dari Asian and Pacific Centre for Transfer of Technology (APCTT) menambahkan, inovasi membutuhkan kerja sama serta pembangunan jaringan. “Beberapa kondisi yang diperlukan agar taman tekno dan sains menjadi sukses adalah kehadiran massa yang kritis terhadap fasilitas penelitian, ketersediaan dana baik dari publik maupun swasta, serta skema inkubator teknologi, infrastruktur penelitian,” ujarnya. Selain itu, STP juga harus melibatkan universitas, serta program penelitian yang kolaboratif, pungkasnya. (p/mk)