Tak Harap Imbal Balik, yang Penting Desanya Tetap Bersih

By Abdi Satria


nusakini.com-Tuntang-Imam (47) mengaku bangga karena menjadi tim pasukan kuning dalam kegiatan Kongres Sampah Jateng 2019. Pasukan kuning merupakan sebutan khas bagi petugas kebersihan, meski saat kongres kaos yang mereka kenakan berwarna oranye. Lalu, siapa saja mereka dan apa yang dilakukan? 

Ya, mereka adalah warga Desa Kesongo yang bertugas mengambil sampah di tempat sampah di sekitar lokasi kegiatan. Di tengah teriknya panas matahari, berbekal karung dan sarung tangan, mereka tetap bersemangat memungut sampah di tiap-tiap stan pameran dan area lokasi kegiatan kongres.

Bahkan, di tengah sambutan Gubernur Ganjar Pranowo, mereka tetap mengambil sampah meskipun di depan panggung. Usai mereka keliling mengambil sampah, selanjutnya sampah tersebut mereka kumpulkan untuk diangkut ke tempat pembuangan. Kemudian dilanjutkan kembali untuk mengecek di tiap-tiap tempat sampah, begitupun seterusnya.

“Nanti kan ini dikumpulin terus dibuang di tempat sampah. Nanti di sana ada pilih-pilih sampah juga, mana yang gampang busuk disendirikan, yang nggak gampang busuk diolah,” tutur Imam saat ditemui sata Penutupan Kongres Sampah Jateng 2019, Minggu (13/10).

Dengan menjadi pasukan kuning pada event akbar itu, dia tidak mengharapkan timbal balik apapun dari penyelenggara. Yang Imam inginkan, memperjuangkan agar desanya lebih maju lagi, terutama aspek kebersihan lingkungan.

“Saya tidak mengharapkan timbal balik, tapi saya mengambil sampah agar desa saya itu bersih,” ungkap nya.

Dalam keseharian, Imam bersama satu temannya memungut sampah di depan rumah warga Desa Kesongo. Apa yang dilakukan tidak susah karena warga sudah terbiasa memilah sampahnya menjadi dua kategori, yaitu Bosok dan Ora Iso Bosok. Pembagian sampah itu setidaknya mengajarkan kepada masyarakat jika sampah akan berbahaya jika salah tempat. Sebaliknya, sampah bisa membawa berkah jika diolah dengan sebaik mungkin.

Harriet Ellwein, bule asal Jerman yang hadir, terkesan dengan penyelengaraan Kongres Sampah Jateng 2019. Apalagi, lokasi acara yang berada di tengah sawah.

“Kesannya ya memang menarik sekali. Ini tempat di tengah sawah, ada gunung di belakang memang indah sekali. Namun ini semuanya teratur diatur dengan baik. Ini saya sangat terkesan,” ucapnya.

Perempuan yang datang bersama dengan suaminya itu senang melihat berbagai produk olahan dari sampah. Seperti tempat tisu, kursi, dan yang lainnya.(p/ab)