Staf Khusus Presiden RI Minta Guru Indonesia Di Sabah Tingkatkan Dedikasi Tugas Pengabdian

By Admin

nusakini.com--Staf Khusus Presiden RI, Diaz Hendropriyono didampingi Konsul Jenderal RI kota Kinabalu, Akhmad DH Irfan mengunjungi Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK) dan memberikan pencerahan kepada 130 guru guru Indonesia yang bertugas mengajar anak-anak tki di ladang-ladang perkebunan sawit di Sabah, Selasa (17/1).

Diaz meminta para guru-guru untuk meningkatkan dedikasi dalam melaksanakan tugas pengabdiannya mengingat pemerintah telah berupaya serius dalam memberikan layanan pendidikan kepada seluruh anak indonesia, khususnya di Sabah. Menurutnya pendidikan penting untuk SDM bangsa Indonesia dan tingkat literasi indonesia lebih baik dari beberapa negara lain di Asia Selatan dan Timur Tengah. Indonesia masih kekurangan tenaga profesional di bidang teknik, hukum, ekonomi. 

Staf khusus Presiden RI kagum dengan fasilitas yang dimiliki SIKK. Bangunan sekolah berlantai dua dengan keluasan 1 ½ hektar dan sarana pendukung belajar dibangun oleh Pemerintah Indonesia dan diresmikan pada akhir tahun 2013 oleh Mendikbud. Saat ini tercatat menampung sekitar 800 orang siswa tingkat SD s/d SMA. 

Pada kesempatan yang sama, Konjen RI Kota Kinabalu menyampaikan bahwa saat ini Pemerintah melalui Kemdikbud dan Perwakilan RI di Sabah berupaya maksimal untuk memperluas layanan pendidikan terhadap anak-anak TKI di Sabah yang kesulitan mendapatkan akses pendidikan. Saat ini terdapat 218 Community Learning Center (CLC) dan 1 sekolah induk formal (SIKK) yang memberikan layanan pendidikan bagi 24 ribu anak anak TKI di Sabah. Selain itu, pemerintah mengirimkan sebanyak 330 tenaga guru dari Indonesia untuk memberikan pelajaran kurikulum Indonesia. 

Sekitar 130 guru-guru Indonesia sedang mengikuti kegiatan pembinaan dan evaluasi guru tahap 4, 5 dan 6 di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu pada tanggal 17-19 Januari 2017. Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Kemdikbud dan Perwakilan RI untuk seleksi perpanjangan tugas guru di Sabah. 

Salah seorang guru, Fajar Mahfudin, asal Jawa Barat menyatakan minatnya untuk diperpanjang karena masih ingin mengabdi dan berhasrat menjadikan siswa didiknya berprestasi dan berprilkau lebih sopan santun. (p/ab)