Sri Lanka dalam Keadaan Ekonomi Darurat karena Harga Bahan Makanan Melonjak

By Nad

nusakini.com - Internasional - Sri Lanka telah mendeklarasikan keadaan ekonomi darurat, setelah nilai mata uangnya yang turun drastis menyebabkan melonjaknya harga bahan-bahan makanan di negara Asia Tenggara tersebut.

Pihak berwenang mengatakan mereka akan mengendalikan pasokan bahan makanan pokok, termasuk beras dan gula, dan menetapkan harga sebagai upaya mengendalikan kenaikan inflasi.

Rupee Sri Lanka telah jatuh sebesar 7,5 persen terhadap dollar Amerika Serikat pada tahun ini.

Langkah-langkah darurat yang ditetapkan pemerintah akan mulai efektif pada hari Selasa (1/9).

Mantan jenderal militer telah ditunjuk oleh pemerintah sebagai komisioner layanan esensial. Ia akan memiliki kekuasaan untuk menyita stok-stok yang ditahan oleh pedagang yang berniat untuk menjualnya dengan harga tinggi.

Presiden Gotabaya Rajapaksa menyatakan petugas yang berwenang akan mampu mengambil langkah yang dibutuhkan untuk memberikan bahan makanan esensial kepada publik dengan cara membeli bahan makanan esensial.

Ia menambahkan barang-barang yang diberikan akan dipastikan menggunakan harga pemerintah atau berdasarkan nilai kustom barang impor untuk mencegah ketidakteraturan pasar.

Pengumuman ini hadir setelah melonjaknya harga bahan makanan seperti gula, bawang, dan kentang.

Banyak warga yang mengantri panjang di depan toko-toko karena kekurangan bahan lain seperti susu, minyak tanah, dan gas untuk memasak.

Departemen Sensus dan Statistika negara tersebut mengatakan naiknya nilai tukar adalah salah satu alasan dari melonjaknya harga-harga barang esensial dalam satu tahun terakhir.