SOS: Stop Berpikir Lanjutkan Kompetisi Musim 2020

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Konsisten dalam inkonsostensi. Konsisten dalam ketidakpastian. Begitulah wajah sepakbola Indonesia. PSSI bersama PT Liga Indonesia Baru menggantung kejelasan kompetisi dalam extraordinary club meeting di Yogyakarta. PSSI, LIB dan Klub hanya menyampaikan pernyataan sikap ingin melanjutkan Liga 1 Indonesia 2020 yang masih menyisakan 31 pertandingan.

"Sayangnya, pertemuan tak menyertakan pihak pemerintah semisal Kemenpora lewat BOPI maupun pihak kepolisian yang memegang kendali izin keramaian. Akhirnya, bertepuk sebelah tangan. PSSI berharap bisa dilanjutkan November, bila tidak bisa diharapkan diizinkan Desember atau bahkan Januari 2020," ujar Akmal Marhali, koordinator save our soccer (SOS)

Menurut Akmal, pilihan yang diberikan ini bukti ketidakjelasan. Kasihan klub, pelatih, dan pemain yang digantung dan pastinya sangat terdampak dengan ketidakpastian tersebut. Lebih baik tegas. PSSI bisa mencontoh AFC yang menghentikan Piala AFC dengan alasan force majeure karena #pandemi Covid19.

Termasuk Piala Asia Futsal di Kuwait. Piala Asia U-16, U-19 dan juga lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2022. PSSI lebih baik STOP berpikir melanjutkan kompetisi bila tak pasti. Lebih baik fokus mempersiapkan musim 2021. Toh, bila menilik kalender, bulan ini sejatinya sudah fase akhir musim 2020. Dilanjutkan tanpa degradasi dengan 31 pertandingan maraton sangat berisiko dan makna kompetisinya menjadi bias.

Akmal menambahkan, lebih baik PSSI mempersiapkan musim 2021 dengan memastikan digelar Februari 2021 misalnya. Dengan regulasi dan protokol kesehatan yang ketat. Dengan sistem yang kuat dan menjamin keamanan, kesehatan, dan keselamatan pelaku sepakbola. Sementara sebagai simulasi menuju musim 2021 untuk menghidupkan kembali sepakbola sebagai hiburan sekaligus mengembalikan psikologi masyarakat di tengah pandemi,

"PSSI bisa menggagas kembali turnamen Piala Presiden yang dilokalisasi di satu tempat. Atau Piala Indonesia, Piala Bhayangkara atau Piala Gubernur dan bentuk turnamen lainnya. Risikonya akan lebih kecil dibandingkan melanjutkan kompetisi. Turnamen juga bisa dijadikan alat lobi untuk sepakbola kembali bergulir dengan pihak pemerintah. Tentunya, dengan meyakinkan pemerintah bahwa olahraga adalah vaksin terbaik saat pandemi," papar Akmal. (r/ab)