SOM ASEAN Bahas Tantangan Baru Dunia di Bali
By Admin
nusakini.com--Negara Anggota ASEAN sepakat untuk memperkuat kesatuan, sentralitas, dan respon ASEAN dalam menanggapi berbagai perubahan di tingkat regional dan global. Komitmen ini merupakan salah satu butir kesepahaman para pejabat tinggi Negara Anggota ASEAN dalam Pertemuan Informal ASEAN SOM yang diselenggarakan di Bali, 8-9 Desember 2016.
Pertemuan yang diadakan atas prakarsa Indonesia ini membahas secara lugas dan terbuka dinamika global dan regional, dampaknya terhadap ASEAN yang tengah menjalankan community building, dan langkah yang perlu diambil ASEAN dalam menghadapi dinamika tersebut.
Pertemuan membahas hubungan antar major powers dan prospek hubungan tersebut ke depan serta dampaknya terhadap kawasan Asia Tenggara, termasuk di kawasan Laut China Selatan, dan perdagangan bebas di Asia Pasifik.
Pertemuan berpandangan bahwa pentingnya ASEAN mengantisipasi dan memberikan respon yang tepat atas kecenderungan perubahan tersebut. Untuk itu, perlu digiatkan implementasi ASEAN Community Vision 2025 dan kerja sama dengan negara mitra untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di Asia Tenggara, termasuk dengan mengedepankan implementasi penuh dan efektif Declaration on the Conduct of Parties in the South China Sea (DOC) dan penyelesaian sesegera mungkin Code of Conduct in the South China Sea.
Pertemuan memberikan perhatian terhadap adanya kecenderungan inward looking negara dan kawasan lainnya. Perhatian juga diberikan terhadap Isu Brexit dan meningkatnya penolakan terhadap regionalisme di Eropa, peningkatan populisme, proteksionisme, dan polarisasi atas dasar agama, ras, dan golongan ekonomi di masyarakat dunia.
Dalam kaitan ini ASEAN perlu memperkuat peran dan kontribusinya di tingkat regional dan global dengan terus meningkatkan hubungan yang saling menguntungkan dengan negara-negara mitra, membuka diri terhadap open trading system and investment, dan tidak terjebak dalam persaingan kekuatan besar dunia, terutama dalam menjaga dan memajukan perdamaian, keamanan, kemakmuran dan stabilitas kawasan, termasuk di Laut China Selatan.
Oleh sebab itu, pertemuan sepakat untuk pentingnya ASEAN memperkuat peran dan kontribusi di tingkat regional dan global dengan memperkuat Masyarakat Ekonomi ASEAN dan menjalin hubungan yang saling menguntungkan, salah satunya dengan mempercepat penyelesaian perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) guna menjamin ketangguhan ekonomi Asia Tenggara.
Selain itu, untuk menjamin dan memperkuat rasa kepemilikan rakyat di masing-masing negara anggota terhadap ASEAN, para pejabat senior ASEAN sepakat untuk mendorong implementasi people-centered, people-oriented ASEAN. Hal ini diyakini dapat menciptakan rasa kepemilikan dari masyarakat karena mendapat manfaat dan terlibat dalam pengembangan Masyarakat ASEAN. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu penguatan Joint Consultative Meeting antara Pejabat Senior Ketiga Pilar ASEAN dan penguatan Sekretariat ASEAN untuk lebih mendorong implementasi people-centered, people-oriented ASEAN.
Sebagai tindak lanjut pertemuan Menlu RI dengan State Counsellor Myanmar, maka Daw Aung San Suu Kyi mengundang Retreat para Menlu ASEAN yang akan diadakan pada tanggal 19 Desember 2016 di Myanmar.
Dalam penutupan, Pertemuan juga membahas kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan untuk memperingati Hari Jadi ASEAN ke-50 pada tahun 2017. (p/ab)