Soal Dukun Palsu dan Pesulap Merah, Ini Penjelasan Kyai Enha

By Admin


Ket. Foto: Kyai Enha

nusakini.com - Jakarta - Terkait viralnya perseteruan antara Pesulap Merah yang membongkar trik sulap “Gus” Syamsudin yang selama ini dianggap dukun sakti dalam pengobatan, Ahmad Nurul Huda Haem, Ch, Cht, CMLP yang lebih karib disapa Kyai Enha angkat suara. 

Menurut Praktisi NLP, MLP dan Hypnotherapist dan Wakil Sekretaris Lembaga Da'wah PBNU, ini prinsip pengobatan dalam Islam itu adalah Do'a yakni memohon pertolongan kepada Allah. Ada hadits Nabi yang menjelaskan hal itu:

‎عَنْ مَسْرُوْقٍ عَنْ عَائِشَةَ أنَّ النَّبِيَّ كَانَ يُعَوِّذُ بَعْضَ أهْلِهِ يَمْسَحُ بِيَدِهِ الْيُمْنَى وَيَقُوْلُ "اللّهُمَّ رَبِّ النَّاسِ اَذْهِبِ الْبَأْسَ وَاشْفِهِ وَأَنْتَ الشَّافِيْ لا شِفَاءَ إلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقَمَا -- صخيح البخاري 

"Dari Masruq, dari Aisyah, bahwa Nabi SAW mengobati sebagian keluarganya. Beliau mengusap dengan tangannya yang kanan seraya berdo'a. "Ya Allah Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit dan sembuhkanlah dia. Karena Engkau adalah Dzat yang dapat menyembuhkan, tidak ada kesembuhan (yang hakiki) selain kesembuhan dari-Mu. Dengan kesembuhan yang tidak akan berlanjut dengan kekambuhan". (HR Bukhari)

Ada pula, kata Kyai Enha, hadits lain juga yang menyebutkan demikian:

‎إن الله تعالى أَنْزَلَ الدَّاءَ وَالدَّوَاءَ وَجَعَلَ لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءً فتداووا ولا تداووا بالحرام -- رواه ابو داود

Artinya: Sesungguhnya Allah menurunkan penyakit dan obatnya dan menjadikan bagi setiap penyakit ada obatnya. Maka berobatlah kalian, dan jangan kalian berobat dengan yang haram. 

“Nah, dalam do'a itu ada metode komunikasi, butuh afirnasi dan believe yang kuat, juga dibutuhkan kebersihan hati. Masalahnya, yang menilai semua itu adalah Allah sendiri sebagai dzat yang maha menyeleksi do'a hamba sekaligus menentukan do'a itu diijabah atau ditunda atau dikonversi dalam bentuk lain”, ujar Pengasuh Pondok Pesantren Motivasi Indonesia. 

“Its about passion. Passion is a combination of pleasure, meaning and emotion. Passion dpt disebut sebagai bahan bakar dalam sebuah pencapaian, ia merupakan sikap yang dipenuhi rasa antusiasme untuk meraih dan atau dalam melakukan sesuatu, ia bagaikan api yang menyala-nyala di dalam diri”, lanjutnya. 

Kyai Enha menjelaskan dalam do'a dibutuhkan sinergi yang kuat antara "lifestyle", "mindset" dan "hope". Lifestyle adalah pleasure (kesenangan), sementara mindset merupakan meaning (pemaknaan) dan hope bagian dari emotion. Itulah mengapa doa membutuhkan passion atau gairah yg kuat.

“Sebenarnya, dengan memahami sinergi tiga rasa ini, pencapaian do'a yang mustajab bisa berhasil, insya Allah. Saya percaya karena Tuhan menyenangi hambaNya yang bersangka baik kepadanya”, katanya. 

Karena itu, kata Kyai Enha, Maqom do'a tentu dimiliki hamba-hamba terpilih, selain nabi dan rasul, ada para awliya dan ulama sholeh. Itu mengapa kita sangat dianjurkan bertabarruk dengan kekasih-kekasih Allah karena ketinggian maqom mereka.

‎يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَابْتَغُوْا إِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُوْا فِيْ سَبِيْلِهٖ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ  

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah carilah perantara mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kalian bahagia.” (QS. Al-maidah: 35)

Selain, lanjutnya, melangitkan do'a, dalam upaya kesembuhan suatu penyakit tentu yang utama adalah pergi ke dokter, periksa dan ikuti sarannya. Sebab itulah yang bisa dilakukan oleh seorang muslim. Mendatangi paranormal untuk kesembuhan penyakit apalagi dengan mengabaikan ilmu kedokteran adalah tindakan tidak menghargai ilmu pengetahuan di mana Allah justru sangat mengapresiasi dengan meninggikan derajat orang-orang yang berpengetahuan.

“Jadi saran saya kepada yang merasa sedang diuji dengan penyakit; periksa dan berobatlah ke dokter, lalu sowanlah ke para ulama untuk minta dido'akan kesembuhannya, lalu teruslah menyebar kebaikan lewat amal soleh dan sempurnakan kesabaran atas sakit yang sedang dijalani”, bebernya. 

Dukun Palsu

Kyai Enha menngatakan tidak sepenuhnya sepakat dengan istilah dukun palsu, karena dengan begitu ada dukun yang asli. Satu-satunya dukun asli yang saya percaya ya dukun beranak alias bidan informal. Di luar itu gak ada konsep dukun yang bisa kita percayai. Ajaran agama tidak pernah menyebut kategorisasi dukun, larangan yang disebut hanya menyebut kata Kahin yang artinya dukun atau 'arrāf yang artinya peramal.

‎مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ

“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan dia membenarkan ucapannya, maka dia berarti telah kufur pada Al-Quran yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad, hasan).

"Gus" Udin VS Marcel Pesulap Merah

Menurut Kyai Enha, hanya mengetahui keduanya lewat tayangan youtube dan berita di Media Sosial. Secara personal belum pernah berjumpa dengan keduanya. 

“Fenomena penggunaan alat sulap untuk menguatkan sugesti seseorang sudah lama terjadi. Kesalahan Syamsudin, jika yang dilakukannya benar-benar trik sulap, jelas merupakan penipuan, pembohongan dan sangat norak. Karena pada saat yang sama ia menggunakan kalimat-kalimat thayyibah sehingga seolah-olah hal ghaib telah terjadi. Ini jelas penodaan atas kesucian agama. Ajaran Islam yang mulia tidak serendah dan senaif yang dilakukan oleh Syamsudin ini”, jelasnya. 

“Saya sendiri untuk waktu yang lama menentang pola da'wah atas nama perdukunan ini, kita tau bahkan tevisi mengakomodir acara-acara semacam ini dan dikategorikan dalam tayangan religi”, tandas Kyai Enha. 

Kalaupun misalnya, ada seseorang yang kesurupan atau terkena santet, Islam mengajarkan penanganan dengan do'a perlindungan yang dikenal dengan istilah ruqyah. Belakangan karena banyak jenis ruqyah dan cenderung mistik, sejumlah orang menambahkan dengan istilah Ruqyah Syar'iyyah agar membedakan dengan ruqyah yang klenik.

Hypnosis

Kyai Enha menjelaskan dalam pendekatan Hypnosis, dia melihat, baik ruqyah, pengobatan alternatif atau perdukunan punya metode dasar yang sama, yaitu membawa pasien (klien), dalam kondisi trance (tersugesti). Cara-cara komunikasi yang dapat mempengaruhi itu sebenarnya point penting dari Hypnosis. Dan ini sangat bisa dipelajari, bahkan ada uji kedalaman level.

Dalam hypnosis ada 7 tahapan, yaitu: (1) pra-induksi atau pre-induction, (2) induksi atau induction, (3) pendalaman atau deepening, (4) pengujian tingkat kedalaman atau depth level test, (5) sugesti, (6) terminasi, dan (7) pasca-hipnosis atau post-hypnotic.

“Nah, bagi pemula, tentu tahapan-tahapan ini perlu dilalui dengan perlahan-lahan. Tapi bagi seorang master hypnotist, asal sudah diketahui seseorang itu suggestable, maka akan sangat cepat pengaruhnya, bahkan bisa dilakukan dalam keadaan terjaga, istilahnya waking hypnosis”, katanya. 

Dukun dan sejenisnya, sambung Kyai Enha biasanya membangun personal branding dengan style tertentu, bagi sebagian orang, meskipun non verbal, uniform itu bisa mempengaruhi. Lihat saja fenomena Jersey dari klub sepakbola tertentu, atau model rambut dari penyanyi ternama.

“Lebih jauh lagi, dalam hypnotherapy ada yang disebut metode treatment Optimizing Object Imagery. Saya sudah lama menggunakan metode ini untuk terapi seseorang yang memiliki masalah di masa lalu dan merasakan beban berat dalam hidupnya, biasanya saya lakukan metode ini kepada pasien yang dominan kinestetik”, katanya. 

Di dunia perdukunan, menurutnya, metode object imagery ini sering terjadi, karena biasanya pasien yang datang akan mengeluhkan sakit di bagian tertentu  lalu sang dukun akan menyebut ini penyakit kiriman, sebut saja santet, lalu ada barang-barang "ghaib" yang kemudian keluar dari perut klien seperti rambut, jarum, paku, keris dan lain-lain.

“Dalam penerapan Object Imagery, Sang Dukun, mencoba menyembuhkan santet itu dengan melakukan apa yang disebut "pembersihan", lalu dengan acting yang meyakinkan dan biasanya menggunakan bacaan-bacaan suci seperti ayat alquran atau sholawat, lalu mengeluarkan benda-benda ghaib dari tubuh pasien. Medianya macam-macam, ada yang menggunakan telur, kelapa, ada juga yang menggunakan minyak tertentu dan dioleskan di bagian tubuh yang sakit dan lain-lain”. Nah, begitu ritual mengeluarkan benda-benda "ghaib" tadi selesai, sakit perut yang diderita klien juga ikut hilang”, ujarnya. 

Hal ini, kata Kyai Enha merupakan pengaplikasian langsung dari object imagery tadi. Rasa sakit yang ada dalam perut dikonversi menjadi jarum, rambut, paku atau apapun keyakinan klien. Maka ketika semua benda yang mewakili rasa sakit perut tadi sudah dikeluarkan, maka klien juga merasa sembuh. 

“Terus benda-benda "ghaib" tadi semacam silet, paku dan lainnya berasal dari mana? Nah, disinilah seni sulap memainkan perannya. Di toko-toko sulap banyak dijual, harganya pun bervariasi tergantung effect naturalnya. Belakangan ternyata juga ada toko-toko yang khusus menjual alat-alat klenik”, ujarnya. 

“Pesulap merah, hemat saya melakukan proses edukasi yang sejak dulu, kalangan pendakwah sering suarakan, namun karena banyak pendakwah tidak memahami metode NLP (Neuro Linguistic Program) dan Hypnosis maka edukasi larangan berobat ke dukun itu hanya menyampaikan ancaman berdasarkan hadits nabi”, tambahnya. 

Intinya, kata Kyai Enha, apa yang dilakukan Marcel Radhival, Sang Pesulap Merah, merupakan proses edukasi yang saya sangat appreciate. 

“Menurut saya, ada dua pesan dari apa yang dilakukan Marcel, pertama, edukasi ini justru untuk menjaga marwah kemuliaan agama agar tidak dinodai oleh para penipu berkedok agama. Kedua, dan ini pesan yang penting, jadilah lebih pintar dari "orang pintar", jadilah lebih normal dari "paranormal" dan jadilah lebih natural dari ahli "supranatural", ujarnya. 

“Pesan kedua ini penting, karena menurut saya, jika jalan di atas api atau jalan di atas beling bisa kita lakukan dengan pendekatan hukum fisika (misalnya hukum termodinamika), mengapa harus melakukan ritual tertentu yang bikin otak intelektual jadi jumud. Sama ada dengan ilmu anti dipukul atau tenaga dalam, jika dengan metode hypnosis dan NLP, meski disebut-sebut sebagai pseudoscience, sudah bisa kita lakukan, mengapa harus pake ritus puasa mutih plus patigeni selama tiga hari dan menyebutnya sebagai ilmu laduni?”, jelasnya. 

Terakhir, kata Kyai Enha, jauh lebih mulia menghibur banyak orang dengan hypnotaintment atau magic show ketimbang menjadi dukun dengan jubah agama eh ternyata pake kalimat hypnotic dan bahkan alat sulap juga. (*)