Siapkan SDM Unggul dengan Ilmu Pengetahuan dan Akhlak Mulia

By Admin


nusakini.com - Jakarta, Upaya untuk mewujudkan Indonesia maju bergantung pada sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Dalam mendukung upaya tersebut, maka diperlukan peran serta semua pihak khususnya umat Islam sebagai mayoritas di Indonesia tentunya sangat menentukan dalam mempersiapkan pembangunan SDM unggul.


“Oleh karena itu, kita harus mempunyai perhatian yang besar pada pembangunan SDM ini, yang sasarannya adalah terwujudnya manusia yang bertakwa, pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dan berahlak mulia," ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Maruf Amin pada acara Penutupan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVII melalui konferensi video di Kediaman Resmi Wapres, Jalan Diponegoro Nomor 2 Jakarta, Jumat (20/11/2020)


Sejalan dengan tema yang diangkat yakni Dengan MTQ Nasional Kita Wujudkan SDM Yang Unggul, Profesional dan Qurani Menuju Indonesia Maju, Wapres menerangkan, di dalam Alquran telah disebutkan pentingnya untuk umat Islam mempersiapkan SDM yang unggul, salah satunya melalui penguatan akhlak (karakter). Di dalam Alquran pun telah disebutkan dengan jelas mengenai keharusan umat Islam untuk memiliki akhlak yang baik. 


"Baik dalam konteks hubungan dengan Allah (hablun minallah), hubungan dengan sesama manusia (hablun minannas), maupun dalam hal etika kerja keras. Etika kerja ini kadang-kadang dilupakan oleh sebagian umat," ucap Wapres.


Di samping penguatan akhlak yang baik, lanjut Wapres, keunggulan SDM juga diwujudkan melalui pendidikan dan penguasaan ilmu pengetahuan, yang banyak juga dianjurkan dalam ayat-ayat Alquran, seperti kata iqra. Kata iqra berasal dari qaraa, yang artinya mengucapkan terhadap apa yang tertulis, melakukan perenungan apa yang terkandung di dalamnya, serta melakukan penelitian.


“Hal ini menunjukkan bahwa kata iqra bukan hanya sekadar perintah membaca tapi juga melakukan pendalaman, penelitian, riset dan juga inovasi. Dengan demikian hal ini juga mengandung pengertian keharusan umat Islam untuk belajar dan menguasai ilmu pengetahuan," jelas Wapres.


Lebih lanjut Wapres mengatakan, umat Islam harus dapat memahami Alquran secara benar agar dapat menjadi sumber pedoman hidup yang optimal. Umat Islam harus menjadikan Alquran sebagai sumber inspirasi, kaedah penuntun dan landasan berpikir dalam kehidupan keseharian. 


"Umat Islam diperintahkan untuk membaca Alquran sebanyak mungkin, dan membacanya merupakan ibadah meski seseorang yang membacanya itu tidak memahami artinya. Namun, Alquran tidak boleh dibaca serampangan dan sembarangan, tetapi harus dibaca secara benar dan tartil sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid," jelas Wapres.


Terlebih di masa sekarang ini, Wapres menekankan pentingnya pemahaman Islam secara moderat untuk menghadapi situasi yang semakin kompleks, dengan metodologi penafsiran ayat Alquran yang telah disepakati oleh para ulama tafsir. Hal ini untuk mengurangi oknum muslim radikal atau ekstrem yang menolerir kekerasan.


“Pemahaman Alquran dengan metodologi tersebut telah melahirkan pemahaman Islam yang moderat (wasathiyyah), yang sebenarnya telah ditunjukkan oleh mayoritas ulama dalam sejarah Islam," imbuhnya.


Mengakhiri sambutannya, Wapres menyebutkan, MTQ merupakan sarana untuk mendorong para generasi muda untuk meningkatkan kualitas bacaan, hafalan, dan pemahaman Alquran. Wapres berharap MTQ akan lahir generasi emas yang hatinya terikat dengan Alquran, tetapi memiliki semangat untuk menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta terus berinovasi untuk kemaslahatan umat dan bangsa.  


"Dengan bacaan alhamdulillahirabbilalamin Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional XXVIII Kota Padang, Sumatera Barat, tahun 2020 saya nyatakan ditutup. Semoga Allah Subhanahu wa ta'ala melindungi kita semua dalam naungan kitab suci Alquran," tutup Wapres.


Sebelumnya, Wakil Menteri Agama Zainud Tauhid mengatakan, pentingnya nilai-nilai agama di tengah kehidupan masyarakat untuk menjadi landasan spiritual dan moral dalam menghadapi perubahan zaman.


"Kita tidak ingin generasi penerus di belakang kita merupakan generasi yang lemah dan tidak punya pegangan hidup sebagaimana diperingatkan dalam Alquran. Alquran adalah kitab pendidikan terbesar yang wajib dipedomani dalam setiap langkah yang dijalani agar memperoleh kebahagiaan dunia akhirat," jelas Zainud.


"Mari kita semakin memantapkan nilai-nilai agama di tengah kehidupan masyarakat, mengembangkan pendidikan Alquran di lingkungan masyarakat muslim, serta meningkatkan pembangunan di bidang agama, sosial, kemasyarakatan, ekonomi, dan budaya yang bermartabat," tambahnya. (DAS/AFKIP)