Seminar Gerakan Nasional Pemuda Penggerak Transformasi Digital dan Rakerda Pemuda Katolik Jakarta dibuka Wakil Gubernur

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--Jakarta--Pemuda Katolik Komisariat Daerah (Komda) DKI Jakarta menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) tahun 2022 pada tanggal 25 September 2022 di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Ruang Auditorium Lt. 2 Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat. Rangkaian acara Rakerda Komda DKI Jakarta 2022 diawali dengan Seminar Gerakan Nasional Pemuda Penggerak Transformasi Digital (Gernas Petra Digital) yang mengusung tema “Pemuda yang Kolaboratif dan Adaptif di Era Digital.”

Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ir. H. Ahmad Riza Patria, MBA, Drs. Taufan Bakri, Kepala Badan Kesbangpol DKI Jakarta, Pastor moderator Pemuda Katolik Komda DKI Jakarta, Romo Antonius Didit Supartono, Pr., Yustinus Wuarmanuk, Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik PP Pemuda Katolik. 

Selain itu hadir pula perwakilan dari berbagai organisasi pemuda dan kemasyarakatan, yaitu seksi HAAK KAJ, Pemuda Muhammadiyah, GAMKI, dan Peradah.

Ketua Panitia kegiatan, Maria Irene, menyampaikan kegiatan ini diisi oleh Seminar Nasional dan dilanjutkan dengan Rapat Kerja Daerah yang merupakan perumusan program kerja yang akan dilaksanakan oleh Pemuda Katolik Komda DKI Jakarta selama satu periode.

Dalam sambutannya, Ketua Komda DKI Jakarta, Martinus Suwardi Mantro mengatakan bahwa Pemuda Katolik perlu mempersiapkan diri untuk menjadi penerus bangsa dengan kerja konkrit, kolaboratif dan adaptif. 

“Ke depan, posisi-posisi penting akan diisi oleh rekan-rekan muda sehingga kita perlu mempersiapkan generasi muda agar dapat mengisi dan berperan dalam pembangunan bangsa ke depan Rapat Kerja Daerah menjadi bagian penting dalam mempersiapkan program kerja yang sesuai dengan tujuan,” tambah Martin, panggilan akrabnya.

Mewakili Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Yustinus Wuarmanuk, yang juga merupakan Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik menyampaikan bahwa Pemuda Katolik sebagai wadah pengkaderan harus mampu bertransformasi menjadi ruang konsolidasi yang mumpuni yang sejalan dengan sejarahnya sebagai laboratorium kaum muda.

“Sejalan dengan tema kegiatan, dan untuk efektivitas konsolidasi, saat ini Pengurus Pusat telah melakukan kolaborasi dengan berbagai organisasi antara lain dengan BP2MI, BKKBN, Pertashop, Petra Digital yang merupakan kolaborasi dengan Kemenkominfo, selain itu pembentukan Rumah Konsultasi Bantuan Hukum dan Katalis, Dukungan isu HAM di Papua, serta resonansi media sosial dan media handling yang merupakan hal penting dalam menghadapi kemajuan teknologi saat ini.”

Pastor Moderator Pemuda Katolik Komda DKI Jakarta, Romo Antonius Didit Supartono, Pr., dalam sambutannya menekankan bahwa untuk menjadi seorang Pemuda Katolik yang kolaboratif dan adaptif, harus sungguh menjadi pemuda-pemudi yang dapat diandalkan oleh gereja, oleh bangsa dan oleh organisasi, yang harapannya dapat tercapai melalui program kerja yang disusun.

Sementara itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ir. H. Ahmad Riza Patria, MBA. Yang memberikan sambutan dan membuka kegiatan mengatakan bahwa kolaborasi dibutuhkan dalam pembangunan Kota Jakarta.

“Kita membangun kota Jakarta ini dengan kolaborasi, dengan semua pihak, tidak bisa pemerintah sendiri membangun kota jakarta, butuh dukungan masyarakat, butuh dukungan pihak ketiga, swasta, semuanya terlibat aktif karena kalau kota nya baik, maju, nyaman, semua warganya bahagia,” pesan Riza.

Wakil Gubernur juga menyampaikan apresiasi bahwa kehadiran Pemuda Katolik di DKI Jakarta menjadi bagian penting dari pembangunan kota Jakarta.

“Mari kita rumuskan agenda penting ini, untuk dapat menyinkronkan, mensinergikan pengembangan SDM dan strategi dalam mencapai visi dan misi organisasi, semoga dapat melahirkan berbagai kesepakatan yang memperkuat peran Pemuda Katolik Komda DKI Jakarta.” tutup Riza.

Acara dilanjutkan dengan Seminar Gerakan Nasional Pemuda Penggerak Transformasi Digital. 

Hadir sebagai pembicara Kikin Purnawirawan Tarigan Sibero mewakili Komisi Nasional Disabilitas, CN. Dr. Lauw Siegvrieda selaku Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi-A, Salsabila Syaira selaku praktisi komunikasi, dan Dr. Agustinus Rusdianto Berto yang adalah akademisi ilmu komunikasi,Kikin Tarigan dalam pemaparannya mengatakan bahwa dalam konteks komunikasi dan informasi, penyandang disabilitas paling sering ditinggalkan. Untuk mengatasi hal itu, Komisi Nasional Disabilitas bersama dengan Kominfo sedang merancang suatu Peraturan Menteri yang mengatur bagaimana agar komunikasi dan informasi secara inklusif bisa dinikmati oleh semua orang termasuk penyandang disabilitas.

Menurut Kikin, Orang muda harus mendidik anak-anak mereka dalam hal-hal tentang penyandang disabilitas dan mengajarkan bahwa penyandang disabilitas bukan aib. 

Narasumber kedua, yakni CN. Dr. Lauw Siegvrieda, menjelaskan bahwa pengkaderan pemuda pemudi adalah dengan bergerak terjun ke masyarakat dan menjadi garda terdepan di tiap-tiap wilayah komisariat cabang atau dengan kata lain Pemuda Katolik harus mempersiapkan kader-kader sebaik mungkin di tengah masyarakat. Beliau juga mengingatkan bahwa dalam hidup harus bekerja dan berdoa.

Selanjutnya, Salsabila Syaira mengatakan bahwa era digitalisasi pada saat ini membuka medium baru dalam berkomunikasi.

“digitalisasi atau era digital ini membuka yang namanya public sphere atau medium baru yang sangat luar biasa besar dan berpengaruh.”

Lebih lanjut, Salsa menyampaikan bahwa pada saat ini merupakan angkatan yang beruntung dalam menyampaikan gagasan.

“Kalau kita melihat, angkatan kita ini adalah angkatan yang paling beruntung kalau mau menyoal peran, opini, aspirasi dan penyampaian gagasan, hanya dengan modal gadget dan media sosial, video maupun podcast, semua orang dapat membuat semi koran, semi radio dan bisa menjadi pemilik dari opini masing-masing yang memiliki kekuatan yang lebih besar.”

Salsa juga menyatakan pentingnya kehadiran pemuda di era digital ini untuk membangun kolaborasi. Setiap isu yang ada, segera direspon bersama, agar propaganda yang disetting oleh berbagai pihak dapat diseimbangkan, hoax langsung segera diatasi, serta dapat memunculkan keadilan. Muara dari digitalisasi adalah collective behaviour, demokrasi yang harus lebih dewasa, pemanfaatan ruang digital berbasis data dan literatur, sehingga dapat dipertanggungjawabkan. 

Sebelum menutup pemaparannya, Salsa menyampaikan bahwa disrupsi atas digitalisasi hanya akan terjadi pada mereka yang tak beradaptasi dengan kemajuan.

Dr. Agustinus Rusdianto Berto selaku akademisi ilmu komunikasi menyampaikan bahwa dalam melaksanakan aktivitas digital generasi Y dan Z, biasanya berirama dengan perubahan sosial-ekonomi-politik yang terjadi melalui bentuk perdebatan seperti aktivisme digital dimana menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari aktivisme offline, dan aktivisme digital sebagai bagian yang mandiri/otonom dari aktivisme offline.

Dalam pemaparannya, Berto juga menjelaskan kebiasaan konsumsi dan gaya hidup Gen Y dan Z, yang pertama adalah pentingnya role models yang memiliki kesamaan nilai, bahan mirroring & eksistensi idealisme Gen Z. Mereka melihat pasca pandemi bukan sebagai halangan, melainkan sebagai peluang untuk mengembangkan resilliensi diri dengan menjadi tanggung dan adaptif. Lebih lanjut, Gen Z memilih interaksi sosial dengan caranya sendiri, intens berkomunikasi dengan lingkarang sosialnya melalui media sosial sehingga terkesan asosial di lingkungannya, padahal selalu terkoneksi.

Setelah seminar, acara dilanjutkan dengan kegiatan Rapat Kerja Daerah yang berupa sidang pembahasan program kerja Pemuda Katolik Komda DKI Jakarta untuk periode 2022-2025.

Adapun tujuan kegiatan ini adalah untuk menentukan arah gerak dan fokus dari Pemuda Katolik Komda DKI Jakarta.dalam rangka membangun kader yang konkret, kolaboratif dan adaptif.(rilis)