Sebelum Telkomsel, Situs Penting Ini Juga Pernah Dikerjai Peretas

By Admin


nusakini.com - Ulah iseng peretas kembali bikin geger. Kali ini, situs resmi milik operator seluler Telkomsel tidak bisa diakses sejak Jumat (28/4) pagi karena tampilannya diubah oleh peretas.

Peretas menuliskan semacam komplain yang intinya agar Telkomsel memperbaiki layanan dan menurunkan harga paket data internet. Peretas menilai paket internet yang ditawarkan Telkomsel terlampau mahal dan membebani masyarakat. 

Namun ini bukanlah kasus pertama yang terjadi di Indonesia. Sebelum situs Telkomsel, beberapa situs resmi dan penting milik lembaga juga jadi korban peretasan. Pesan dan tujuannya pun berbeda-beda.

Berikut tujuh situs penting di Indonesia yang pernah diretas seperti dirangkum dari berbagai sumber.

  • Situs Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)


Sekelompok peretas memprotes diboikotnya beberapa judul game dengan mengubah tampilan situs web situs (deface) KPAI, pada Mei 2016. Situs KPAI berubah menjadi tampilan dengan latar belakang hitam dan diisi teks "Zuhahaha...You're drunk? Fix ur sec first b4 talking about game" yang berarti, "Hahahaha... Kalian mabuk? Coba perbaiki sistem keamanan kalian sebelum bicara soal game".

  • Situs Sekretariat Kabinet (Setkab)


Situs Setkab yang beralamat di www.setkab.go.id diretas dengan mengubah tampilan dengan gambar tengkorak pada Desember 2015. Meskipun ada data yang sempat hilang, situs dapat beroperasi kembali beberapa jam kemudian.

Untuk mengatasi peretasan, Sekretaris Kabinet waktu itu melakukan beberapa langkah. Pertama, menghilangkan gambar hasil peretasan sehingga tampilan setkab.go.id dapat kembali seperti semula. Kedua, mengamankan data yang tersimpan dalam situs, terutama mengamankan halaman admin pengelola setkab.go.id.

  • Situs Majelis Ulama Indonesia (MUI)


Situs resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga pernah dikerjai pada Agustus 2016. Saat pengguna masuk ke laman mui.or.id, maka laman akan menampilkan tulisan "f*ck ISIS". Selain itu muncul juga pesan panjang yang isinya:

"Islamic State Army Members:SAHARA H4xOR # Thex@b1 The Prophet S.A.W said, you will invade the Arabian Peninsula and Allah will grant it (to you). Then (you will invade) Persia and Allah will grant it (to you). Then, you will invade Rome and Allah will grant it (to you). Then, you will invade The Dajjal and Allah will grant him (to you). F**k!!!!".

  • Situs Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)


Situs web resmi MPR dengan alamat www.mpr.go.id, diretas dan tidak bisa diakses pada Juni 2015. Saat dibuka, situs tersebut menampilkan layar berwarna hitam. Pada bagian sudut kiri atas layar, terdapat gambar seseorang berjaket hitam dengan tulisan HACKED di bawahnya.

Saat gambar tersebut diklik, pengunjung langsung diarahkan ke alamat https://example.com/attack.html, dengan tulisan This domain is established to be used for illustrative examples in documents. You may use this domain in examples without prior coordination or asking for permission. 

Jika diterjemahkan, tulisan tersebut berarti "Domain ini didirikan untuk digunakan sebagai ilustrasi dalam dokumen-dokumen. Anda boleh menggunakan domain ini sebagai contoh tanpa koordinasi atau meminta izin".

  • Situs Komisi Pemilihan Umum (KPU) Yogyakarta


Jelang pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah Kota Yogyakarta, situs resmi milik KPU Kota Yogyakarta diretas pada Februari 2017. Peretas yang menamakan diri Gadjah Mada Clown Hacktivism Team mengubah tampilan laman website www.kpu-jogjakota.go.id dengan warna hitam dan gambar badut.

Peretas juga membuat pesan bertuliskan "Permisi pak/buk mau nanya? Bukannya Jogja dipimpin sama Sultan ya? Kan gak ada pemilu dong. Jadi gunanya KPU buat apaan ya pak/ buk?"

  • Situs Pengadilan Negeri (PN) Palembang.


situs Pengadilan Negeri (PN) Palembang diretas pada Januari 2016. Situs yang beralamat di www.pn-palembang.go.id ini hanya menampilkan sebuah halaman berlatar hitam ketika dibuka.

Selanjutnya suara musik akan mengalun mengiringi kata-kata yang muncul secara bertahap di halaman tersebut. Berikut kata-katanya. 

"Sungguh kecewa rasanya melihat keputusan bapak hakim yang menolak gugatan perdata pemerintah ke perusahaan yang membakar hutan, PT Bumi Mekar Hijau, anak perusahaan dari PT Sinar Mas. 

Tidak kah bapak bisa melihat kami? Korban asap? Harapan kami cuma satu hukumlah seberat-beratnya para pembakar lahan tapi apa yang bapak/ibu hakim lakukan? malah membebaskan gugatan ke pembakar lahan. Pemerintah sendiri yang menggugat dan bapak/ibu hakim menolak?" tulis sang peretas. (b/om)