SDM Ekonomi Syariah Harus Bisa Menjawab Kebutuhan Pasar

By Admin

nusakini.com--Perkembangan perekonomian dan keuangan saat ini sangat dinamis. Dengan banyaknya konsep ekonomi yang ada, termasuk ekonomi syariah, laju dinamika ekonomi pun menjadi kian kompetitif. Untuk dapat terus bersaing, Sumber Daya Manusia (SDM) yang dibekali ekonomi syariah harus terus mengaktualisasikan diri agar dapat memenuhi kebutuhan pasar akan SDM ekonomi. 

“Pertama adalah 'link and match'. Pengajaran ekonomi syariah harus dapat menyediakan materi pengajaran yang relevan dengan tantangan terkini, agar siap bersaing dan dapat memenuhi kebutuhan pasar,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Hendar saat menjadi keynote speaker Seminar Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human Capital Development) yang diselenggarakan oleh BI bekerja sama dengan Islamic Research and Training Institute (IRTI) Islamic Development Bank (IDB) di Jakarta, Jumat (13/5/2016). 

Menurutnya, timpangnya permintaan dan penawaran SDM merupakan tantangan yang harus dihadapi semua pihak terkait, tidak saja dari kalangan akademisi dan praktisi, namun juga dari regulator dan lembaga multilateral. Pengembangan SDM juga harus memperhatikan perkembangan teknologi dan informasi yang ada. Karena, teknologi dan informasi sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam peradaban manusia saat ini, termasuk dalam perkembangan ekonomi syariah. 

“Kedua, program pengembangan berbasis teknologi. Saat ini adalah era teknologi digitai. Di bidang teknologi keuangan, banyak startup yang menyediakan jasa keuangan dengan biaya yang lebih murah dan persyaratan yang lebih mudah,” ujarnya. 

Tipikal bisnis modern saat ini pun dinilainya lekat dengan ekonomi syariah. Hendar mencotohkan, bentuk bisnis yang saat ini banyak diterapkan seperti startup, telah menggunakan sistem keuangan syariah sebagai model bisnisnya. 

“Menurut hemat Saya, iuiusan ekonomi syariah perlu menguasai pengetahuan di bidang teknologi di level tertentu mengingat industri keuangan saat ini menggunakan teknologi secara masif,” papar Hendar. 

Selain itu, Hendar juga menyampaikan kerja sama dan jaringan (networking) merupakan bagian yang tidak kalah penting. Hal tersebut sebagai pembentukan platform yang harus dibentuk melalui kerja sama di dalam negeri maupun internasional. 

“Terakhir adalah menetapkan platform yang kokoh untuk kerja sama antar institusi pendidikan baik secara global maupun domestik. Dengan dukungan teknologi, kerja sama antara pihak yang berbeda dapat dilakukan dengan lebih mudah,” pungkasnya.(p/ab)