nusakini.com-Pati-Klinik Pratama Bumdes Sehat Tlogowungu Kabupaten Pati diresmikan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Senin (4/10). Klinik tersebut merupakan bagian dari PT Maju Berdikari Sejahtera Pati, perusahaan yang dimiliki oleh 159 desa di kabupaten setempat. 

Ketua Bumdes Bersama, Rusgiyanto, menjelaskan klinik tersebut sebenarnya telah menjalani masa uji coba sejak Agustus silam. Ada tiga dokter, sembilan perawat, serta beberapa pegawai lain yang turut nyengkuyung keberlangsungannya.

“Ini unit kelima dari target tujuh unit yang akan kami bangun. Untuk membangun satu unit menelan anggaran sebesar Rp200 juta,” katanya.

Ditambahkan, PT Maju Berdikari Sejahtera Pati, Perusahaan yang menaungi Klinik Pratama tersebut merupakan Badan Usaha Milik Desa Bersama (Bumdesa). Yanto, sapaannya, mengatakan sebanyak 159 desa se-Kabupaten Pati memiliki saham di perusahaan itu dengan sistem share holder.

“Bumdesa ini sudah satu tahun berdiri. Perdesa berkontribusi antara Rp50 juta sampai Rp100 juta. Selain PT itu, ada juga jasa konstruksi bangunan, co-working space dan lainnya,” katanya.

Karena pengelola didominasi oleh pemuda, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yakin Bumdesa tersebut memiliki napas panjang. Sebab, menurutya akan banyak inovasi yang dilakukan dengan menyesuaikan zaman, sehingga mampu bertahan lama. Selain itu, kata Ganjar, jika dipegang pemuda, kecil kemungkinan Bumdesa akan mengandalkan jalur-jalur proposal atau jalur pintas pengembangan.

“Kebanyakan, setelah bikin Bumdes adalah proposal. Maka manajerialnya harus ditiupkan. Kalau hari ini pilihannya adalah membuat klinik adalah pikiran cerdas. Ini agen kesehatan. Yang mengkampanyekan hidup sehat ke masyarakat,” ujar mantan anggota DPR RI inj.

Bahkan Ganjar yakin share holder 159 desa dalam bentuk Bumdesa tersebut merupakan satu-satunya di Jawa Tengah bahkan di Indonesia. Karena, lanjut Ganjar, ketika dana desa muncul banyak yang kebingungan. Akhirnya yang pertama mereka lakukan adalah menggarap infrastruktur, khususnya jalan. Kebanyakan kurang menyentuh infrastruktur pendidikan, kesehatan, apalagi sosial.

“Ini orang kreatif didominasi yang muda-muda, yang bisa melihat perubahan zaman. Ini akan berkembang luar biasa. Kalau tidak sukses, manajemennya bisa disembelih,” tutur gubernur.

Ganjar berharap Bumdesa tersebut dijadikan inspirasi bagi desa-desa lain di Jawa Tengah. Jika tidak tahu caranya, bisa berkunjung ke Tlogowungu untuk studi banding. Ganjar juga berharap pengelola untuk menjaga integritas agar konsumen atau masyarakat tidak merasa dibodohi.

“Mudah-mudahan jadi contoh. Ini satu-satunya di Indonesia. Aja larang-larang, aja korupsi, jaga integritas,” tandasnya. (p/ab)