Sambil Ngopi Bareng, Komunitas Kreatif Yogyakarta Diskusikan Seputar UMKM

By Abdi Satria


nusakini.com-Yogyakarta-Saat ini, UMKM di Indonesia berjumlah sekitar 64,2 juta usaha dan berkontribusi lebih dari 60% terhadap PDB Indonesia serta menyerap 97% dari total tenaga kerja nasional. Keberadaan UMKM di Indonesia yang berperan penting dalam menyokong perekonomian nasional tersebut juga telah terbukti dalam menghadapi berbagai krisis ekonomi dan keuangan yang pernah dialami Indonesia termasuk krisis akibat pandemi Covid-19.

Atas daya dukung dan peran yang begitu besar pada perekonomian nasional, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam berbagai kesempatan menyampaikan bahwa Pemerintah konsisten berpihak kepada UMKM melalui berbagai kebijakan agar UMKM dapat naik kelas hingga masuk ke pasar internasional dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap perekonomian.

Sebagai salah satu wujud nyata dukungan Pemerintah bagi UMKM dan mensosialisasikan kebijakan Pemerintah yang mendukung UMKM, Kemenko Perekonomian menggelar kegiatan bertajuk “Ngopi Bareng Bersama Komunitas Kreatif Yogyakarta” pada Senin (27/06) di Ndalem Poenakawan, Ngampilan, Yogyakarta. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan bahwa kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi wadah diskusi antara Pemerintah, akademisi, pelaku UMKM, dan komunitas.

Kegiatan yang digelar dalam bentuk diskusi santai tersebut membahas terkait klaster UMKM, ekonomi kreatif di Yogyakarta, dan Kredit Usaha Rakyat sebagai salah satu kebijakan Pemerintah yang didorong untuk mendukung UMKM agar naik kelas. Diskusi santai tersebut dihadiri oleh para pelaku UMKM Yogyakarta, Komunitas, Karang Taruna, Akademisi, dan Lembaga Penyalur serta Lembaga Penjamin yang turut berkomitmen menjadi mitra Pemerintah dalam menyalurkan KUR kepada masyarakat.

Kegiatan “Ngopi Bareng bersama Komunitas Kreatif Yogyakarta” diwarnai dengan antusias para peserta yang terwujud dalam diskusi aktif dua arah antara peserta dan para narasumber. Diskusi tersebut menghadirkan Tim Asistensi Menko Perekonomian, Asisten Deputi Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Kemenko Perekonomian, dan Akademisi dari Fisipol UGM sebagai narasumber.

Dalam kesempatan tersebut, pihak pengelola Ndalem Poenakawan mengungkapkan bahwa bangunan Ndalem Poenakawan yang menjadi lokasi diskusi adalah Balai Kota Yogyakarta yang pertama sejak awal kemerdekaan. Hingga saat ini para pengunjung masih sering menyebut bangunan ini sebagai Balai Kota Lama yang bernama Gedung Punokawan.

Yogyakarta sendiri memiliki potensi UMKM yang tinggi, berdasarkan data yang dirilis pada laman resmi Bappeda Provinsi Yogyakarta diketahui jumlah UKM berdasarkan jenis usaha sebanyak lebih dari 300 ribu unit usaha.

“Dalam diskusi malam ini terlihat optimisme UMKM Yogyakarta yang sangat tinggi. Semoga dari diskusi ini bisa menghasilkan langkah yang konkret dan memberi dampak positif bagi pelaku UMKM di Yogyakarta,” pungkas Kepala Biro Haryo. (rls)