Romelu Lukaku Desak CEO Media Sosial Serius Perangi Rasisme Online

By ommed


nusakini.com - Lukaku juga mulai meragukan efektivitas gerakan berlutut dalam kampanye Black Lives Matter yang sekarang tampak sekadar jadi formalitas.

Striker Chelsea Romelu Lukaku mendesak para CEO media sosial untuk mengadakan diskusi dengan pemain sepakbola dan klub agar lebih serius memerangi kasus rasisme online.

Penelitian yang didanai oleh Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA) pada Agustus lalu menemukan bahwa para pesepakbola di Liga Primer Inggris, Liga Super Wanita (WSL) dan English Football League (EFL) mengalami peningkatan 48% dalam pelecehan rasisme online yang tidak ditangani secara seksama selama paruh kedua musim 2020/21.

Pemain Inggris Jadon Sancho, Marcus Rashford dan Bukayo Saka juga menjadi sasaran pelecehan rasisme di Twitter dan Instagram setelah gagal mengeksekusi penalti saat kalah adu penalti dari Italia di final Euro 2020.


Berbicara kepada CNN Sport tentang kampanye "No To Hate" milik Chelsea, Lukaku mengatakan: "Saya harus berjuang. Karena saya tidak hanya berjuang untuk diri saya sendiri. Saya berjuang untuk putra saya, untuk anak-anak masa depan saya, untuk saudara laki-laki saya, untuk semua pemain lain dan anak-anak mereka, Anda tahu, untuk semua orang."

"Kapten dari setiap tim, dan empat atau lima pemain, seperti tokoh besar dari setiap tim, harus mengadakan pertemuan dengan CEO Instagram dan pemerintah serta federasi [FA] dan PFA, dan kami harus duduk bersama di meja untuk berdikusi dalam pertemuan besar membahas hal tersebut."

"Bagaimana kita bisa langsung memeranginya, tidak hanya dari sepakbola pria tapi juga dari sepakbola wanita."

"Saya pikir kita semua bersatu dan cuma ingin mengadakan pertemuan besar dan mengadakan konferensi dan hanya membicarakan hal-hal yang perlu ditangani untuk melindungi para pemain, namun juga untuk melindungi fans dan para pemain muda yang ingin menjadi pesepakbola profesional."


Lukaku juga mendukung sikap rekan setimnya Marcos Alonso yang enggan berlutut setelah sang bek mengatakan gerakan untuk memerangi rasisme tersebut tidak lagi efektif.

Alonso mengatakan ia lebih suka menunjuk logo "Tidak Ada Ruang Untuk Rasisme" di lengan di lengan bajunya alih-alih berlutut dan Lukaku juga mempertanyakan dampak kecil dari sikap berlutut selama ini.

"Saya pikir kita bisa mengambil posisi yang lebih kuat, pada dasarnya," lanjut Lukaku. "Ya, kami berlutut, tapi pada akhirnya semua orang sekadar bertepuk tangan, tapi ... kadang-kadang setelah pertandingan, Anda melihat ada pelecehan lain." (gi/om)