Relawan Wahdah Inspirasi Zakat Tempuh Jarak 900 KM Salurkan Bantuan di Pusat Gempa Turki

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--TURKI--Gempa berkekuatan M 7,7 dan 7,6 berpusat di provinsi Kahramanmaras, memberikan dampak kepada lebih dari 13 juta orang di 9 provinsi lainnya, yaitu; Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Gaziantep, Hatay, Kilis, Malatya, Osmaniye, dan Sanliurfa. 

Beberapa negara di kawasan itu, termasuk Suriah dan Lebanon, juga merasakan getaran kuat yang melanda Turkiye dalam waktu kurang dari 10 jam.

Sedikitnya 20.665 orang tewas dan 80.088 lainnya luka-luka akibat dua gempa kuat yang mengguncang selatan Turkiye pada Senin, kata badan bencana negara itu pada Sabtu.

Dampak dari gempa tersebut membuat akses jalan-jalan kota sulit untuk dilalui. Namun, dari laporan relawan Laznas Wahdah Inspirasi Zakat Andi Muh. Fazli A.S. Parewangi, kondisi jalan sudah lebih baik dari hari sebelumnya, Senin (13/2/2023).

Setelah kemarin hingga saat ini berjuang mengumpulkan bantuan yang didapatkan dari pasar-pasar Kota, mahasiswa Sakrya University ini berangkat menuju lokasi terdampak gempa Turki, Kahramanmaraş.

"Izin melaporkan kami perwakilan WIZ di Turki Alhamdulillah sudah mengumpulkan beberapa bantuan yang akan kita antarkan menuju Kota kahramanmaraş," katanya.

Ia berharap, bahwa misi kemanusiaan ini berjalan dengan baik. Ia pun mengajak kepada warga Indonesia untuk turut membantu Turki dengan bantuan harta terbaiknya.

"Ada beberapa bantuan yang dibutuhkan seperti makanan, pakaian hangat, selimut, alat pemanas, dan semisalnya," jelasnya. 

Dalam informasinya pula, Fazli mengatakan relawan akan melakukan perjalanan darat sejauh 900 Kilometer dalam durasi kurang lebih sepuluh jam menuju pusat kejadian gempa.

Untuk mensiasati pendistribusian bantuan secara merata, WIZ menyalurkan ke desa-desa terpencil. Salah satunya berlokasi di Desa Inoğlu, Türkoğlu, Provinsi Kahramanmaraş, Turki.

Menurut Fazli salah satu alasannya dan tim berangkat ke desa-desa adalah dikarenakan belum tersentuh bantuan.

"Semua fokus di kota. Makanya kita ikhtiar jangkau desa. Mohon maaf jika proses distribusinya seperti ini. Kalau di Indonesia mungkin tidak baik tapi disini adatnya seperti itu," utaranya sembari menjelaskan alasan menaruh bantuan berjejer diatas tanah.(rilis)