Nusakini.com--Muba--Hari Pangan Sedunia di desa Jajangkit, Kabupaten Barito Kuala (Batola) telah berhasil membangunkan lahan pasang surut dari kondisi mati suri menjadi lahan yang berproduksi, dengan perbaikan infrastruktur jaringan tata air dan teknologi budidaya, produktivitas padi mampu mencapai 8 ton per hektar, begitu pula dengan komoditas lainnya seperti sayuran, bebek, dan ikan. 

Sebagai tindak lanjut dari keberhasilan HPS Jejangkit tersebut, mulai tahun 2019 Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melaksanakan Program SERASI (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) yang akan memanfaatkan 500 ribu lahan rawa pasang surut di Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

Fokus kegiatan yang dilaksanakan pada Program SERASI ini meliputi perbaikan infrastruktur jaringan tata air, tanggul, jalan usaha tani, pintu air, pompanisasi, alsintan, dan saprodi serta escavator. Selain tanaman padi, pada program SERASI ini akan dikembangkan komoditas lainnya seperti ikan, ternak bebek, tanaman hortikultura sayuran dan jeruk, sehingga terdapat diversifikasi pendapatan petani. Dengan Program SERASI diharapkan mampu menjadikan lahan rawa pasang surut sebagai lumbung pangan Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan petani.

Dalam rangka mengawal pelaksanaan Program SERASI, 17 anggota dan pimpinan Komisi IV DPR RI melaksanakan kunjungan kerja ke lokasi Program SERASI Desa Telang Sari, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyu Asin (Muba).

Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Antoni Alam menyampaikan bahwa Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu Provinsi yang menjadi sentra produksi padi nasional dengan produksi total sekitar 5,3 juta ton dengan surplus sekirar 2,9 juta ton. 

"Luas lahan sawah di Provinsi Sumsel 790.395 ha, dimana 71% merupakan sawah di lahan rawa. Mulai tahun 2019 ini kami sudan melaksanakan Program SERASI untuk 200 ribu ha, dimana 67 ribu ha berada di Kabupaten Muba," tutur Antoni.

Antoni juga berharap bantuan yang akan diberikan Kementerian Pertanian dapat berkorelasi positif meningkat produksi padi dan kesejahteraan petani. Oleh karena peran penyuluh pertanian di lapang dalam mengawal pelaksanaan program ini perlu lebih intensif. 

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan, Sarwo Edhi sangat berharap dari Kunker Komisi 4 DPR RI mendapatkan masukan terhadap pelaksanaan Program SERASI dan merekomendasikan keberlanjutan program ini ke depan.

"Potensi lahan rawa di Indonesia begitu luas yaitu sekitar 33 jt ha, dimana 19 juta ha dapat dijadikan lahan yang produktif. Yang akan kita tingkatkan Indeks Pertanaman (IP) dari IP 1 ke 2 atau IP 2 ke 3 dan provitas hingga 8 ton/ha, ujar Edhi.

Edhi juga menyampaikan bahwa program SERASI akan dilaksanakan di 500 ribu ha lahan rawa di Sumsel 200 ribu ha, Kalsel 180 ribu ha, dan 120 ribu ha akan ditentukan kemudian lokasinya. 

Michael Watimena yang mewakili Ketua Komisi 4 DPR RI mengemukakan bahwa Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu prioritas lumbung beras nasional, diharapkan dengan adanya Program SERASI dapat meningkatkan produksi dan provitas tanaman. Kunker ini dilakukan untuk melihat sejauh mana pelaksanaan program SERASI dan menggali permasalahan yang ditemui langsung di lapang. 

"Kami disini sudah melihat langsung, dan mengapresiasi program SERASI yang telah mulai dilaksanakan Kementan dalam rangka memanfaatkan lahan rawa yang tidak produktif, menjadi produktif, ujar Watimena.

"Kami optimis dengan kegiatan baru SERASI ini, dari mulai pengelolaan air dengan dibangunnya tanggul-tanggul air kita bisa tanam padi tidak hanya satu kali lagi, bisa dua sampe tiga kali. Dulu ya cuma sekali setahun, selebihnya kalau ngga terendam ya kekeringan, tutur Tukijo dan Dwi Suprapto petani Desa Telang Sari, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Muba.

Tukijo dan Dwi sangat senang dan berterima kasih telah diikutkan dalam progran SERASI dan juga mengharapkan adanya tambahan bantuan alsintan traktor roda 4 dan combine harvester besar.(R/Rajendra)