nusakini.com--Presiden Joko Widodo melanjutkan perjalanan dari Tiongkok ke Laos, dalam agenda KTT ASEAN. Sentralitas ASEAN dan keamanan kawasan jadi prioritas utama presiden. 

Pertemuan KTT ASEAN berlangsung di Vientiane pada 6-9 September. Presiden Jokowi akan terlibat langsung dalam KTT ASEAN ke-28 dan 29. 

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menjelaskan, KTT kali ini dilakukan dalam suasana yang lebih konstruktif. Oleh karena itu, dalam pertemuan kali ini Presiden Jokowi akan menekankan, yang pertama pentingnya perdamaian dan stabilitas keamanan. 

"Presiden akan menekankan kembali kesatuan dan sentralitas ASEAN. Pada pertemuan tingkat menteri sebelumnya, Indonesia berusaha semaksimal mungkin untuk menjembatani adanya perbedaan," ujar Menlu Retno dalam keterangan tertulis di situs Setkab, 5 September. 

"Saya kira bahwa antara satu dan lainnya di dalam negara anggota ASEAN terjadi perbedaan pendapat, itu merupakan suatu hal yang wajar. Tapi akhirnya, di satu titik kita harus menjadi satu, tampil menjadi satu posisi ASEAN. Itulah yang kita harapkan," papar Retno. 

Menlu mempaparkan bahwa pada pertemuan tingkat menteri bulan Juli yang lalu, Indonesia secara optimal dan maksimal mengusahakan agar tercapai satu posisi. 

"Alhamdulillah pada pertemuan tingkat menteri, kita bisa mengadopsi Komunikasi Bersama dan juga kita bisa mengadopsi ASEAN Statement mengenai masalah kedamaian dan stabilitas," ujar Menlu. 

Menlu menambahkan bahwa Indonesia juga akan mengingatkan pentingnya untuk memperkokoh arsitektur keamanan kawasan. Hal ini pantas diperkuat untuk menangkal ancaman-ancaman nyata yang meliputi lingkungan global. 

"Ini merupakan satu pemikiran yang akan disampaikan oleh Indonesia, bagaimana kita semuanya terutama di dalam konteks Asia Tenggara akan memperkokoh apa yang sudah ada, sehingga tidak muncul ketidakpercayaan yang mengakibatkan adanya potensi konflik, ketidakpercayaan yang kemudian memunculkan ketegangan-ketegangan,” tegas Menlu. 

Menurut Retno, dengan adanya stabilitas keamanan maka kawasan Asia Tenggara dan sekitarnya dapat menikmati kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia. (p/ab)