PPI 2016 Pajang Produk Inovasi Penghancur Suntikan dan Nasi Instan

By Admin

nusakini.com-Kementerian Perindustrian telah melakukan cukup banyak inovasi produk industri melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (litbang) yang dilakukan oleh Balai Besar serta Balai Riset dan Standarisasi (Baristand) industri. Beberapa hasil inovasi litbang tersebut, ditampilkan pada ajang Pameran Produk Indonesia (PPI) 2016 di Surabaya, terutama untuk mendukung sektor kesehatan dan pertanian. 

Di sektor kesehatan, Baristand Industri Surabaya telah mampu membuat mesin penghancur alat suntik. “Alat suntik bekas atau yang telah digunakan, memerlukan pemrosesan lebih lanjut agar aman bagi manusia dan lingkungan,” kata Analis Laboratorium Elektronika dan Telematika Baristand Industri Surabaya, Lukman Hanfi di Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (23/10). 

Menurut Lukman, insinerator (alat pembakar sampah) yang ada di pasaran saat ini sulit dioperasikan, boros energi, dan harganya mahal. Sedangkan, alat penghancur jarum suntuk yang portabel hanya mampu menghancurkan jarum saja. 

Untuk itu, diperlukan alternatif mesin penghancur alat suntik yang mampu memproses jarum sekaligus tabungnya. “Sejak tahun 2015, kami telah melakukan penelitian dan akhirnya kami bisa membuat inovasi mesin penghancur jarum suntik yang menggunakan prinsip las busur listrik untuk melumerkan jarum sekaligus membunuh kuman penyakit,” paparnya. 

Lukman menambahkan, tim risetnya terus mengembangkan teknologi di mesin tersebut agardapat dimanfaatkan oleh industri untuk bisa diproduksi massal dan akan mudah dipakai oleh konsumen.“Saat ini, kami telah menggunakan teknologi dengan prinsip hammermill dengan poros pemukul yangdigerakkan oleh motor listrik, serta dilengkapi generator ozone,” jelasnya. 

Sementara itu, di stan lainnya, ditampikan nasi analog instan yang diproduksi oleh Balai Besar Industri Agro (BBIA) Bogor. Nasi analog instan ini terbuat dari campuran tepung mokaf (modified cassava flour), jagung, koro, dan ubi jalar ungu. 

“Akhir-akhir ini, terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat, terutama di perkotaan. Konsumen mulai menyukai produk pangan praktis yang bersifat instan dan siap saji. Untuk itu, berdasarkan prospek tersebut, kami dari BBIA Bogor mengembangkan produk olahan beras analog instan,” urai Peneliti Madya BBIA Bogor, Enny Hawani Loebis menjelaskan. 

Menurut Enny, inovasi ini menjadi salah satu alternatif untuk mendukung program diversifikasi panganyang mempunyai peluang cukup baik untuk dikembangkan di Indonesia. “Apalagi, nasi analog iniberfungsi sebagai beras fungsional untuk kebutuhan khusus seperti untuk penderita diabetes ataukebutuhan diet,” tuturnya. (p/ab)