Polisi Tokyo Tangkap Pria yang Sandera Manajer Restoran
By Nad
nusakini.com - Internasional - Polisi pada hari Minggu (9/1) menangkap seorang pria berusia 28 tahun yang menyandera manajer restoran daging panggang "yakiniku" di Tokyo dan mengklaim bahwa dia telah memasang bom di tempat itu, kemudian memberi tahu polisi bahwa dia ingin makan daging panggang sebelum ditangkap, kata sumber investigasi.
Tidak ada yang terluka, dan hanya sebuah bom palsu yang ditemukan di restoran di Shibuya Ward, kata sumber tersebut.
Tersangka, Akito Araki, diduga mengatakan kepada manajer bahwa dia ingin menjiplak serangan baru-baru ini di kereta api, menunjukkan bahwa dia mungkin mendapat inspirasi dari serangan 31 Oktober di kereta Keio Line di Tokyo di mana seorang pria menikam seorang penumpang dan menyalakan api, kata sumber tersebut.
"Saya bisa saja melakukan (serangan) di mana saja, tapi saya ingin makan daging panggang sebelum saya tertangkap," katanya seperti dikutip oleh sumber.
Ketika menelepon layanan darurat, manajer, 49, melaporkan bahwa dia telah diberikan catatan oleh Araki yang memerintahkannya untuk menelepon polisi karena dia telah mengaktifkan bom, kata mereka.
Araki mengatakan kepada penyelidik selama interogasi bahwa dia "tidak dapat menemukan alasan untuk hidup" setelah meninggalkan rumah orang tuanya di Prefektur Nagasaki, Jepang barat daya, dua minggu lalu dan menjadi tunawisma di distrik Shinjuku Tokyo.
Tiga benda kotak dibungkus pita perekat dengan ponsel ditemukan di tempat kejadian. Tersangka mengatakan kepada penyelidik bahwa dia membuat bom palsu.
Araki juga sedang diselidiki karena melanggar undang-undang pengendalian senjata setelah Departemen Kepolisian Metropolitan Tokyo menyita pisau daging dan pisau buah darinya.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 20.55 WIB. Sabtu di gedung di ruang bawah tanah sebuah gedung dekat Stasiun JR Yoyogi, dengan penyelidik berusaha membujuk tersangka pada jam-jam berikutnya.
Suara keras terdengar saat mereka menerobos masuk ke gedung sedikit setelah tengah malam, dengan Araki kemudian dibawa pergi dengan kendaraan polisi. (Kyodo/dd)