Pertumbuhan 5% Tahun 2021 Memungkinkan Jika Beberapa Syarat Ini Terpenuhi

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Kepala Badan Kebijakan Fiskal Febrio Kacaribu mengatakan tahun 2021, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi bisa mencapai 5% dengan memperhatikan beberapa syarat seperti tersedianya vaksin Covid-19, refromasi untuk investasi, reformasi anggaran dan pertumbuhan ekonomi global.  

"Penting sekali bahwa Pemulihan Ekonomi itu Covid-nya harus tertangani, vaksinnya harus ada, sisi demand, sisi supply harus dilanjutkan supportnya, akselerasi reformasi harus dilakukan (seperti) Omnibus Law Cipta Kerja, reformasi anggaran dan lembaga pengelola investasi harus kita lakukan untuk menarik investasinya supaya positif. Jangan sampai investasi 2021 belum tumbuh. Tentunya ini juga tergantung dari pola pertumbuhan ekonomi global terutama negara maju dan partner utama kita untuk berdagang seperti Cina, US dan Jepang," jelasnya dalam Dialogue Kita edisi Oktober 2020 pada pada Jumat, (02/10) secara virtual.  

Dalam postur APBN 2021, direncanakan defisit 5,7% dari PDB karena belanja tidak turun, tetap di kisaran Rp2.750 triliun. Transfer daerah juga naik. Harapannya posisi pemerintah sebagai motor, itu digunakan sebagai kebijakan countercyclical. 

Namun, risikonya karena primary balancenya negatif dalam karena terhantam Covid-19, prediksi rasio utang terhadap PDB naik lagi dari 37,6% ke 41,09%. 

"Risikonya karena primary balancenya negatif, dalam, biasanya tidak dalam, tapi karena Covid 19, primary balance artinya tambahan utang. Dengan defisit yang melebar di 2021, walaupun konsolidasi dibandingkan 2020 tetap primary balancenya masih dalam, 3,59% dari PDB, rasio utang terhadap PDB naik lagi dari 37,6 ke 41,09 prediksinya," paparnya. 

Tetapi ia meyakinkan bahwa pemerintah tetap mencari solusi non utang untuk menutup defisit dengan investasi equity dan memastikan pengeluaran efektif untuk bidang-bidang yang akan mengakselerasi pertumbuhan di 2021. 

"Walaupun kita tidak punya banyak pilihan tapi kita coba melakukan pembiayaan non utang seperti misalnya dengan equity pada 2021 dalam konteks investasi yang lebih banyak. Apa yang sudah kita rencanakan ini harus dipastikan pengeluarannya seefektif mungkin," ungkapnya. 

Adapun bidang-bidang yang direncanakan akan didanai dari APBN 2021 untuk mendukung akselerasi pemulihan ekonomi adalah pendidikan Rp50 triliun, kesehatan Rp169,7 triliun, perlindungan sosial Rp421,71 triliun, infrastruktur Rp413,8 triliun, ketahanan pangan sekaligus pembangunan food estate Rp104,2 triliun, pariwisata Rp15,7 triliun, dan ICT Rp29,6 triliun.(p/ab)