nusakini.com - Kalimantan Barat menunjukkan semangat untuk menjadi lumbung beras Kalimantan. Ini ditegaskan oleh Gubernur Sutarmadji di depan peserta peserta koordinasi Upaya Khusus (UPSUS) padi, jagung, kedelai (Pajale) di Pontianak Jumat, 9 Agustus 2019. 

"Saya tegaskan bahwa Kalimantan Barat harus menjadi lumbung pangan." ujar Sutarmadji. Komitmen ini diucapkan langsung di hadapan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Prof. Dedi Nursyamsi.

Sutarmadji berkeyakinan bahwa ke depan siapa yang menguasai pangan itulah yang menang. "Karena itu, saya akan keluarkan surat keputusan agar tanah-tanah pertanian tidak bisa dialihkan menjadi lahan lain," tegasnya.

Bak gayung bersambut, Kepala BPPSDMP, Prof. Dedi Nursyamsi, menyambut baik harapan dan komitmen Gubernur Kalimantan Barat ini. "Dalam jangka pendek Kalbar telah mentargetkan mandiri pangan. Ini adalah tantangan dan tekad yang harus diimplementasikan oleh seluruh masyarakat Kalbar, " ujar Prof. Dedi di hadapan semua peserta UPSUS yang hadir. “Kami dari pusat support habis. Istilah anak muda sekarang full support. Maka, tetap yang utama adalah rekan-rekan di provinsi dan kabupaten. Ini dikarenakan sejak otonomi daerah seluruh pengelolaan pemerintah dialihkan ke kabupaten dan kota, "jelas Prof. Dedi. 

“Petani itu kalau ada hujan dan ada benih, tidak usah disuruh, mereka akan menanam. Tidak ada dinas kabupaten, tidak ada dinas provinsi tidak ada kementan, mereka akan tanam. Itulah hebatnya petani. Karena itu petani harus didukung. Saya berharap agar Dinas Pertanian Kabupaten dan Provinsi tidak melakukan "bisnis as usual". Harus ada upaya khusus dan luar biasa, upaya besar-besaran, upaya yang radikal untuk lebih meningkatkan apa yang sudah dilakukan petani. Kita semua harus berupaya semaksimal mungkin untuk meningkatkan produktivitas pangan Kalbar, " ujar Prof. Dedi memberi semangat kepada para peserta UPSUS.

Terkait UPSUS, haruslah dipastikan bahwa bantuan pusat betul-betul dimanfaatkan petani. "Indikatornya adalah LTT. Dengan LTT jelas terukur tiap hari. Bisa dilaporkan tiap hari. Beda dengan panen. Keberhasilan panenpun tergantung LTT," pungkas Prof. Dedi. (Prb/Tami)