Perkembangan Teknologi Dorong Efisiensi Harga Listrik EBT di Denmark

By Admin

nusakini.com-- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama delegasi perwakilan dari Sekretariat Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, PT PLN (Persero) menyelenggarakan Study Visit ke Denmark untuk mempelajari pemanfaatan listrik dari sumber energi baru terbarukan (EBT) yang terintegrasi ke dalam sistem jaringan listrik Uni Eropa. 

Kegiatan yang dilaksanakan atas kerja sama dengan Danish Energy Agency (DEA) ini juga bertujuan untuk mempelajari secara mendalam penggunaan modelling tool dalam perencanaan sistem tenaga listrik. Materi pembelajaran didapatkan melalui diskusi langsung dengan para pengguna tool tersebut di Danish Energy Agency. 

Sebagaimana diketahui, Denmark adalah negara yang berhasil mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Sekitar 40% energi listrik yang dihasilkan negara ini berasal dari energi angin. Saat ini Denmark bahkan sudah mengoperasikan PLTB di tengah laut (Offshore). 

Perkembangan teknologi telah berdampak positif terhadap biaya produksi listrik dari PLTB yang semakin murah. Saat ini, di Denmark, energi listrik dari PLTB telah mencapai sekitar 6 Sen USD/kWh. Harga yang rendah ini bisa dicapai berkat rendahnya resiko investasi di Denmark, yang sekaligus juga mendorong turunnya bunga pinjaman untuk investasi. 

Para pakar di DEA juga menyampaikan bahwa saat ini trend yang terjadi adalah membangun banyak pembangkit listrik kecil di lokasi tersebar yang dekat dengan konsumen, dibanding membangun satu atau dua pembangkit besar secara terpusat. Hal ini terkait dengan target untuk memanfaatkan secara maksimal energi angin dan terbarukan lainnya yang tersebar di berbagai lokasi. 

Dalam kunjungan ini, delegasi juga berkesempatan belajar dari pengalaman Denmark dalam mendorong bisnis energi listrik agar lebih kompetitif, sehingga menguntungkan bagi konsumen maupun produsen listrik. 

Denmark memiliki satu perusahaan transmisi (Transmission System Operator/TSO) yang akan membeli listrik yang dihasilkan perusahaan-perusahaan pembangkit dan menjualnya ke perusahaan distribusi. 

Pihak TSO akan menetapkan proyeksi kebutuhan listrik 1 hari ke depan, kemudian menggelar penawaran (bidding) yang diikuti seluruh perusahaan pembangkit untuk memenuhi kebutuhan energi listrik di Denmark. Perusahaan pembangkit yang memberikan penawaran terendah akan memberikan pasokan listrik untuk hari tersebut. 

Pada akhir pertemuan, pihak TSO menjelaskan bahwa pola penyediaan listrik seperti ini akan berjalan dalam sistem tata kelola Pemerintahan yang baik, yang menjamin tidak ada permainan harga.(p/ab)