Perempuan Dituntut Selalu Multitasking, Atikoh: Paling Utama Menjadi Ibu

By Abdi Satria


nusakini.com-Semarang- Menjadi wanita karier, sudah banyak yang menjalani di era sekarang ini. Tapi, bagaimana caranya agar seorang wanita menjalankan perannya sebagai professional, istri, sekaligus ibu bagi anaknya?

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo, bersama Direktur Utama SMC RS Telogorejo dr Alice Sutedjo Lisa, dan Kepala Klinik Kodam IV Diponegoro dr Dedeh Koesmiyati pun berbagi tips dalam Bincang Suara Diponegoro “Ibu, Kesehatan dan Masa Depan”, yang berlangsung di MG Setos Hotel, Selasa (18/1/2022).

Menurut Ketua TP PKK Atikoh, perempuan selalu dituntut untuk multitasking. Di mana dia harus menjalankan berbagai peran sekaligus, termasuk dalam bekerja, berorganisasi, menjadi istri dan ibu. Yang penting, bagaimana bisa hidup seimbang dan menentukan skala prioritas.

Dia menunjuk contoh aktivitasnya yang terhitung padat. Sebagai istri Gubernur Jawa Tengah, Atikoh memiliki banyak jabatan fungsional, mulai dari Ketua Tim Penggerak PKK yang bergerak dalam pemberdayaan keluarga, termasuk perempuan dan anak, Ketua Dekranasda yang mesti memikirkan daya saing UMKM kerajinan, Bunda PAUD, Ketua Forikan, dan sebagainya. Di sisi lain, Atikoh tetaplah seorang istri dan ibu dari satu anak.

“Tapi, yang paling utama, menjadi ibu. Dan saya akan menitikberatkan itu, terutama bagi ibu yang memiliki anak balita. Karena terbiasa dengan skedul padat, saya tahu triknya. Di ruang kerja saya ada tempelan-tempelan, apa yang harus saya lakukan hari in. Kalau ada banyak acara yang berbenturan, saya lihat fungsi saya seperti apa. Saya akan memprioritaskan tugas yang tidak bisa diwakilkan,” bebernya.

Untuk menjalani peran yang krusial tersebut, Atikoh berpesan agar wanita menjalaninya dengan bahagia. Tipsnya, sediakan waktu untuk diri sendiri, seperti melakukan hobi atau kegiatan apapun sesuai passion. Jangan berikan target yang terlalu muluk-muluk, meskipun dalam pencapaiannya seseorang akan melakukan dengan sebaik-baiknya.

“Tapi, jika target tidak terpenuhi, sebaiknya ada toleransi untuk diri sendiri. Misalnya saya, sudah menargetkan lari 15 kilometer, tapi saat lima kilometer saya sudah capek, ya saya harus berhenti, jangan dipaksa karena nanti dapatnya malah cidera, sakit, dan sebagainya. Kita harus realistis, apalagi kondisi sekarang,” tegas Atikoh.

Tak hanya pada diri sendiri, seorang ibu juga diharapkan tidak memberikan target tinggi kepada anaknya. Sebab, tidak hanya akan membuat diri sendiri bekerja keras meraih target, si anak juga akan tertekan dengan target tersebut. Akibatnya, kedua belah pihak akan dirugikan. Anak stress, orang tua juga tidak tahu harus berbuat bagaimana.

Diakui, dalam menjalankan perannya, support system sangat penting bagi perempuan. Bangun komunikasi dengan keluarga inti, keluarga besar termasuk keluarga pasangan, serta masyarakat. Sehingga, kesehatan mental terus terjaga.

“Untuk menjaga kesehatan mental, saya mengingatkan kepada para wanita, jangan lupa bahagia. Kalau bahagia melupakan kita, kita ciptakan ruang-ruang bahagia,” tegasnya.

Kepala Klinik Kodam IV Diponegoro dr Dedeh Koesmiyati menambahkan, sebanyak apa pun aktivitas wanita, yang terpenting menjalani dengan professional di setiap bidang. Dia menunjuk contoh, ketika berada di rumah, Dedeh akan fokus mengurus suami dan dua anaknya. Tapi, begitu sudah berangkat ke klinik, dia menjalani tugasnya sebagai kepala klinik. Dan ketika beralih tugas menjadi dokter umum di RS Bhakti Wira Tamtama, Dedeh akan total dalam merawat pasien di Instalasi Gawat Darurat.

“Jadi, tidak campur-campur. Ibaratnya, tiga langkah dari pintu rumah, kita tutup buku untuk pekerjaan rumah. Urusan rumah sudah diatur sebelum saya berangkat ke kantor. Begitu pula ketika keluar dari Klinik Kodam menuju RS Bhakti Wira Tamtama, saya tutup buku sebagai kepala klinik dan menjalankan tugas sebagai dokter IGD. Selepas itu, saya akan kembali menjadi ibu di rumah. Semua itu tidak akan berhasil tanpa dukungan orang rumah,” ungkapnya.

Sementara, Direktur Utama SMC RS Telogorejo dr Alice Sutedjo Lisa menekankan, ada tiga hal yang perlu diperhatikan untuk menjaga kesehatan. Yakni, kesehatan tubuh, jiwa, dan roh.

Kesehatan tubuh dilakukan melalui pola hidup sehat, termasuk makan bergizi seimbang, olahraga, serta jangan lupa istirahat cukup. Kesehatan jiwa dijaga dengan hati bersih, menghindari ghibah, periksa dan buang hal apa yang tidak berguna dan menyakiti diri kita.

“Hati yang gembira adalah obat yang paling manjur. Dan yang terakhir, kesehatan roh, semua harus kenal dengan Yang Di Atas (Tuhan), yang menjadi sumber kehidupan kita. Kalau tiga itu sudah dilaksanakan, sudah sehat kita,” tandas Alice. (rls)