Penyanyi Turki Ini Dipenjara karena Bercanda tentang Sekolah Agama
By Nad
nusakini.com - Internasional - Bintang pop Turki Gulsen Colakoglu telah dipenjara atas tuduhan "menghasut atau menghina publik untuk kebencian dan permusuhan" setelah dia membuat lelucon tentang sekolah agama di Turki, menurut kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah.
Tuduhan itu tampaknya terkait dengan video yang beredar di media sosial dari konser Gulsen pada bulan April, ketika dia bercanda tentang salah satu musisi.
Dia "lulus dari Imam Hatip (sekolah agama). Dari situlah sisi sesatnya berasal," katanya.
Beberapa pengguna Twitter terlihat membagikan video pada hari Kamis (25/8) dengan tagar yang menyerukan penangkapannya dan mengatakan bahwa mengasosiasikan sekolah dengan orang sesat itu menyinggung.
Gulsen menyangkal bahwa dia telah melakukan kejahatan dan mengajukan banding atas penangkapan tersebut, menurut pengacaranya Emek Emre.
Setelah penahanannya, Gulsen berbagi pesan di akun Twitter dan Instagram resminya, meminta maaf kepada "siapa pun yang tersinggung" oleh lelucon itu dan mengatakan itu telah dipelintir oleh "orang jahat yang bertujuan untuk mempolarisasi negara kita."
"Saya membuat lelucon dengan rekan-rekan saya, dengan siapa saya telah bekerja selama bertahun-tahun dalam bisnis ini. Ini telah diterbitkan oleh orang-orang yang bertujuan untuk mempolarisasi masyarakat," katanya.
"Dalam membela kebebasan yang saya yakini, saya melihat diri saya terlempar ke arah akhir radikal yang saya kritik. Saya meminta maaf kepada siapa pun yang tersinggung dengan pidato saya di video itu," katanya.
Dia kemudian mengatakan dalam sebuah kesaksian bahwa itu adalah "lelucon yang tidak menguntungkan" dan meminta untuk dibebaskan, mengatakan bahwa dia memiliki seorang anak yang bergantung padanya dan bahwa dia akan datang ke pengadilan atau kantor polisi bila diperlukan, menurut Anadolu.
Gulsen sebelumnya telah menjadi sasaran kelompok konservatif Turki karena pakaian panggungnya yang terbuka dan dukungannya untuk komunitas LGBTQ.
Negara mayoritas Muslim secara resmi sekuler tetapi sangat terpolarisasi atas isu-isu seputar sekularisme, agama, hak-hak perempuan dan hak-hak LGBTQ.
Sekolah-sekolah Imam Hatip, yang mengajarkan pelajaran agama di samping kurikulum Turki, telah berkembang dalam dua dekade sejak Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang konservatif berkuasa. Sekolah-sekolah tersebut dikenal melatih kaum muda untuk menjadi imam atau khatib. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadiri sekolah tersebut, seperti yang dilakukan banyak anggota partai AKP. (cnn/dd)