Pentingnya Memahami Kebebasan dalam Alam Demokrasi

By Admin

Foto: Dokumentasi KSP  

nusakini.com - Kebebasan untuk berekspresi dan berpendapat dalam negara demokrasi dijamin oleh undang-undang. Tetapi orang tidak dapat berlaku sebebas-bebasnya, karena kebebasan setiap individu, dibatasi oleh kebebasan yang dimiliki oleh individu yang lain.

Seperti dikutip dalam rilis ksp.go.id, diskusi bertema ‘Kebebasan.Demokras.Kebablasan’ yang digelar Populi Center dan Radio Smart FM di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, para narasumber mengulas pernyataan Presiden Jokowi yang disampaikan dalam sebuah forum pelantikan pengurus Partai Hanura di Sentul, Bogor, Rabu(22/2/2017) lalu. Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyatakan bahwa demokrasi kita sudah kebablasan.

Alois Wisnuhardana, Tenaga Ahli Kedeputian Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi sekaligus Head of Social Media Crisis Center Kantor Staf Presiden menyatakan, pernyataan Presiden itu harus dipahami dalam konteks yang sudah disampaikan Presiden dalam kesempatan tersebut, yakni praktik-praktik ekspresi yang muncul di ruang publik, seperti banyaknya berita bohong, ujaran kebencian, fitnah, dan sebagainya. “Dalam konteks itulah pernyatan Presiden bahwa demokrasi kita kebablasan itu relevan dengan kondisi sosial politik kita sekarang,” ujar Alois Wisnuhardana.

Hamid Basyaib, kolumnis dan intelektual Islam, berpendapat, sebagai sebuah sistem nilai, demokrasi itu tidak pernah kebablasan. Tidak pernah surplus. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana sistem demokrasi itu dijalankan di dalam praktik bernegara. Semua persoalan tersebut, menurut Hamid, salah satunya dipicu oleh perkembangan teknologi informasi yang bernama internet, dengan segala macam produk turunannya, termasuk media sosial.

“Kita itu hampir 40 tahun tidak pernah hidup dalam sistem demokrasi. Kemudian, ketika kita mendapatkannya, bersamaan dengan itu datanglah teknologi yang bernama internet itu dan mengubah segala kehidupan, termasuk dalam demokrasi,” kata Hamid.(p/mk)