Pantau Sumber Daya Hutan dan Cegah Deforestasi dengan Inovasi Simontana
By Abdi Satria
nusakini.com-Jakarta- Sebagai salah satu negara dengan hutan terluas, masyarakat maupun pelaku usaha butuh informasi mengenai sumber daya alam, serta mencegah meluasnya deforestasi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menciptakan inovasi Simontana, yakni untuk mewujudkan informasi sumber daya hutan yang andal dalam mendukung pembangunan hutan nasional yang berkelanjutan.
Inovasi Simontana dibangun untuk menyediakan data dan informasi sumber daya hutan berbasis spasial yang andal, terkini, dan terpercaya. Data-data ditampilkan secara transparan dalam pengurusan hutan nasional yang lebih baik, dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup.
Sekjen KLHK Bambang Hendroyono mengungkapkan pemanfaatan data Simontana akan menampilkan inventarisasi hutan dan lahan, indeks kualitas lingkungan hidup, pengendalian deforestasi, acuan kebijakan, tata kelola hutan alam primer, rehabilitasi gambut, penanganan lahan kritis, penyelesaian konflik tenurial (Program Nasional Tanah Objek Reforma Agraria/TORA dan Perhutanan Nasional). “Juga mengenai pemanfaatan hutan, rencana tata ruang wilayah, dan perubahan iklim,” jelas Bambang, pada wawancara dengan Tim Humas Kementerian PANRB, beberapa waktu lalu.
Terobosan yang masuk dalam jajaran Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2020 ini, merupakan satu-satunya sistem yang menyediakan data penutupan lahan secara periodik serta berkelanjutan sejak 1990. Ketersediaan dan informasi Data Penutupan lahan dan perubahannya telah digunakan sebagai bahan perencanaan untuk tata kelola hutan, antara lain; menentukan areal yang dikonservasi, dimanfaatkan, maupun direhabilitasi.
“Sistem ini dapat diakses dengan menggunakan jaringan internet untuk publik sehingga masyarakat dengan mudah mengetahui kinerja pengelolaan hutan,” ungkap Bambang. Target utama lahirnya Simontana adalah untuk masyarakat umum dan pemerintah. Dengan sistem ini, pemerintah dapat merencanakan pengelolaan hutan dan lingkungan hidup dengan baik, cepat, dan efisien.
Dalam implementasinya, sistem ini menyediakan data penutupan lahan dan perubahannya untuk berbagai kegiatan. Misalnya, data tersebut bisa digunakan untuk pengukuran indeks kualitas lingkungan hidup Indonesia per provinsi, dimana data penutupan lahan menjadi salah satu indikator kualitas lingkungan hidup.
Simontana bisa memantau hutan di seluruh Indonesia, sehingga publik dapat mengetahui dinamika kondisi hutan saat ini secara cepat dan akurat. Penyediaan data secara berkala, dari periode 6 tahunan, menjadi 3 tahunan, dan periode tahunan sejak 2011 hingga saat ini.
Pada tahun 2015, KLHK dengan inovasi ini melakukan pemantauan area bekas kebakaran hutan. Kemudian pada 2017, pemantauan area tersebut dilakukan secara bulanan. KLHK juga bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) untuk membuat data change detection untuk produksi penutupan lahan semi otomatis sejak 2017. Sejak 2018, KLHK menggunakan citra resolusi tinggi untuk penghitungan akurasi.
Beberapa inovasi yang dilakukan pada Simontana merupakan modifikasi berbagai sistem pemantauan sumber daya hutan yang disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Adaptasi juga dilakukan terkait perkembangan teknologi penginderaan jauh serta permintaan dari nasional dan internasional akan sistem pemantauan sumberdaya hutan yang andal, cepat, terpercaya, terkini dan transparan. Riset dan pengembangan dilakukan dengan melibatkan berbagai instansi, pakar, universitas baik dalam dan luar negeri. (p/ab)