Pahami Al Quran Secara “Kaffah”, Jangan Sepotong

By Abdi Satria


nusakini.com-Pekalongan – Keberadaan pondok pesantren diharapkan menjadi media pemahaman Islam yang kaffah, memberikan pencerahan, serta memberi contoh bagi semua jika ponpes mengayomi dan terdepan membentengi Negara Republik Indonesia. 

“Semoga pesantren yang kita resmikan ini dapat menjadi sarana belajar Islam secara kaffah, belajar Islam seutuhnya atau tidak sepotong-sepotong, sehingga menunjukkan agama Islam yang benar-benar seutuhnya,” ujar Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen di sela peresmian Ponpes Al Quran di Banyurip Ageng, Kota Pekalongan, Rabu (27/3). 

Para santri yang belajar di ponpes yang berada di tengah permukiman warga tersebut, lanjutnya, diharapkan bisa memahami Al Quran secara utuh dan benar. Al Quran seharusnya bukan hanya dibaca dan didengarkan, melainkan dipahami sehingga pemahaman tentang Al Quran menempatkan ajaran pada kitab tersebut sebagai Imam. 

Pria yang akrab disapa Gus Yasin ini mencontohkan, ketika manusia sudah di alam kubur, bukan lagi ditanya apa bacaan tetapi siapa imammu. Al Quran dipertanyakan pada ahli kubur sebagai imam, bukan sebagai bacaan atau pendengaran saja. Meskipun membaca dan mendengarkan itu sebuah ibadah akan tetapi alangkah baiknya kalau menempatkan Al Quran sebagai Imam. 

“Dengan pemahaman Al Quran, saya yakin bahwa Islam tidak lagi dibentur-benturkan, tidak ada lagi Islam dicap tukang bom, Islam bukan membunuh dan perbuatan jahat lainnya. Karenanya penting bagi pemeluk agama Islam untuk memahami Islam secara kaffah atau utuh,” bebernya. 

Menurut Wagub, dengan Islam nusantara atau Islam yang ada di Indonesia, harus dapat menunjukkan Islam di Indonesia merupakan Islam yang benar-benar mengikuti ajaran Nabi Muhammad, Islam yang rahmatan lil alamin. Mengajak semua makhluk yang ada di bumi dan langit, serta makhluk yang mulia untuk saling menyayangi sesuai yang disampaikan oleh Islam. 

“Karenanya, dalam Islam ada habluminallah dan habluminannas. Yakni kita berhubungan dengan Allah dan juga tidak boleh menutup diri dengan manusia, semua harus saling menyayangi,” kata mantan anggota DPRD Jawa Tengah ini. 

Dalam kesempatan tersebut dia menyebutkan, antusiasme masyarakat untuk swasembada mendirikan ponpes yang berada di tengah permukiman padat penduduk itu, diharapkan dapat memajukan sekaligus mengarahkan warga yang ada di lingkungan Banyuurip. Tidak terkecuali pelajar atau santri yang mondok di pondok pesantren Al Quran. 

“Atas nama pemerintah provinsi Jawa Tengah Saya berterima kasih kepada warga Banyurip yang telah mewakafkan tanahnya untuk didirikan Pondok Pesantren Al-Quran,” tandas Gus Yasin.(p/ab)