(Opini) Benarkah slogan "Tegakkan Khilafah" itu perintah dari Allah?

By Admin


Penulis : Ahmad Syaifullah Saragih S. HI.

Pendiri LKISA (Lingkar Komunitas Ilmu, Seni, dan Agama)


nusakini.com - Perintah "tegakkanlah" (aqim, aqiimuu, aqimna) memang jelas-jelas ada di dalam Al-Qur'an. Allah mengulang-ulang perintah "tegakkanlah" sebanyak 25 kali di dalam Al-Qur'an. Tapi tidak ada satu pun perintah "tegakkanlah" itu yang jelas dan tegas menyebut kata khilafah setelahnya.

Oleh karena itu, siapa saja yang berani mengatakan bahwa perintah "Tegakkanlah Khilafah" adalah perintah Allah di dalam Al-Qur'an, maka dia sungguh-sungguh telah berdusta dan berbohong atas nama Allah dan Al-Qur'an.

Apa saja yang Allah perintahkan untuk kita tegakkan berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an? Yang Allah perintahkan untuk kita tegakkan secara jelas dan tegas berdasarkan ayat-ayat Al-Qur'an adalah hal-hal sebagai berikut:

1. Tegakkanlah shalat. Perintah ini Allah ulang-ulang sebanyak 18 kali di dalam Al-Qur'an.

2. Tegakkanlah wajahmu (kalian). Perintah ini Allah ulang-ulang sebanyak 4 kali di dalam Al-Qur'an.

3. Tegakkanlah agama (diin). Perintah ini Allah sebut 1 kali di dalam Al-Qur'an.

4. Tegakkanlah persaksian (syahadat). Perintah ini Allah sebut 1 kali di dalam Al-Qur'an.

5. Tegakkanlah timbangan (wazn). Perintah ini Allah sebut 1 kali di dalam Al-Qur'an.

Spirit atau semangat untuk melakukan segala perbuatan karena perintah Allah dan demi meninggalkan laranganNya pada dasarnya adalah baik. Karena tujuan kita diciptakan Allah adalah untuk beribadah kepadaNya. Dan hakikat ibadah kita ada dalam ketaatan dan ketundukan kita menjalankan perintahNya dan meninggalkan laranganNya.

Namun demikian, kita harus cerdas membedakan antara menjalankan perintah Allah yang jelas-jelas ada perintahnya dalam Al-Qur'an dengan membuat-buat perintah lalu mengatakan bahwa perintah itu dari Allah dan tercatat di dalam Al-Qur'an. Yang pertama adalah kebenaran, sedangkan yang kedua adalah kedustaan dan kebohongan atas nama Allah dan Al-Qur'an.

Setiap perintah Allah itu mengandung hukum. Jika anda pernah belajar ilmu Ushul Fiqh, anda akan tahu ada kaidah dasar yang menyebutkan bahwa pada dasarnya perintah itu mengandung hukum wajib. Konsekwensinya, ketika anda begitu berani membuat-buat perintah seraya mengatakan bahwa perintah yang anda buat-buat itu dari Allah dan tercatat di dalam Al-Qur'an, padahal tidak ada, maka anda secara tidak langsung sudah membuat hukum baru, yaitu mewajibkan suatu perbuatan yang Allah Sendiri tidak pernah mewajibkannya.

Jika perintah yang anda buat-buat itu anda tuliskan hingga menjadi sebuah buku, mungkin anda termasuk orang-orang celaka yang dimaksud ayat berikut ini:

(فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ يَكْتُبُونَ الْكِتَابَ بِأَيْدِيهِمْ ثُمَّ يَقُولُونَ هَٰذَا مِنْ عِنْدِ اللَّهِ لِيَشْتَرُوا بِهِ ثَمَنًا قَلِيلًا ۖ فَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا كَتَبَتْ أَيْدِيهِمْ وَوَيْلٌ لَهُمْ مِمَّا يَكْسِبُونَ)

Maka celakalah orang-orang yang telah menulis kumpulan tulisan (kitab) dengan tangan-tangan mereka, kemudian mereka mengatakan: "Ini dari sisi Allah." agar mereka dapat menjualnya dengan harga yang sedikit (murah). Maka celakalah bagi mereka dari apa yang tangan-tangan mereka tuliskan dan celakalah bagi mereka dari apa yang mereka hasilkan.

(Q. S. 2:79).