Novak Djokovic Tiba di Dubai setelah Dideportasi dari Australia

By Nad

nusakini.com - Internasional - Bintang tenis Novak Djokovic kehilangan kesempatannya untuk mempertahankan gelar Australia Open setelah pengadilan Australia menguatkan perintah deportasi dari pemerintah.

Tiga hakim Pengadilan Federal pada hari Minggu (16/1) berpihak pada keputusan Menteri Imigrasi Alex Hawke yang dibuat untuk membatalkan visa pria asal Serbia ini dengan alasan kepentingan umum.

Tak lama setelah putusan itu, agen federal mengantar Djokovic, yang tidak divaksinasi COVID-19, ke bandara di Melbourne, tempat ia naik penerbangan Emirates menuju Uni Emirat Arab.

Pria 34 tahun itu mendarat di Dubai pada Senin (17/1) pagi.

Sebelum keberangkatannya, Djokovic mengatakan dia “sangat kecewa” dengan keputusan pengadilan Australia, tetapi mengatakan dia menghormati keputusan itu.

“Saya tidak bisa tinggal di Australia dan berpartisipasi di Australia Open,” katanya dalam sebuah pernyataan.

“Saya tidak nyaman karena fokus minggu-minggu terakhir ini ada pada saya dan saya berharap kita semua sekarang bisa fokus pada permainan dan turnamen yang saya sukai,” tambahnya.

Perjuangan 11 hari yang sensasional atas status vaksinasi COVID-19 Djokovic telah mengakhiri mimpinya untuk memenangkan rekor Grand Slam ke-21 di Australia.

Menteri imigrasi negara itu membatalkan visanya dengan alasan bahwa kehadiran Djokovic di Australia dapat membahayakan kesehatan dan “ketertiban” publik Australia dan “mungkin kontraproduktif dengan upaya vaksinasi oleh orang lain di Australia”.

Para hakim mendengarkan setengah hari hukum yang penuh semangat bolak-balik tentang dugaan risiko yang ditimbulkan oleh Djokovic.

Hawke mengatakan sikap Djokovic dapat menginspirasi sentimen anti-vaksin, membuat beberapa orang menghadapi pandemi tanpa vaksinasi, dan menginspirasi aktivis anti-vaxxer untuk berkumpul dalam protes dan rapat umum.

Tim hukum berkekuatan tinggi sang pemain menggambarkan upaya Australia untuk mendeportasinya sebagai "tidak rasional" dan "tidak masuk akal", tetapi terkadang mereka menghadapi pertanyaan yang tajam.

Pengacara Djokovic, Nick Wood, bersikeras bahwa kliennya tidak mencari dukungan anti-vaksinasi dan tidak terkait dengan gerakan itu. Pemerintah “tidak tahu apa pandangan Djokovic saat ini”, kata Wood. (aljazeera/dd)