North Maluku Utara Dance Competition 2025: Menjaga Harmoni Budaya Lewat Karya
By Admin

nusakini.com, Sofifi - Semarak menyambut perayaan malam pergantian tahun baru dirangkaikan dengan berbagai kegiatan yang sarat akan makna. Pemerintah Provinsi Maluku Utara melalui Dinas Pariwisata menggelar North Maluku Utara Dance Competition 2025. Kompetisi ini sebagai upaya mewadahi kreativitas generasi milenial yang berbakat di bidang tari dan koreografi, Minggu (28/12).
Gubernur melalui Sekretaris Daerah Provinsi Maluku Utara, Samsuddin A Kadri hadir secara langsung, selain Sekprov terdapat pula Kepala Dinas Maluku Utara, Staf Ahli Walikota Tidore Kepulauan Bidang Ekonomi Pembangunan, Kepala Bagian Protokol Setda Maluku Utara serta Camat Oba Utara.
Acara berlangsung dengan meriah diselenggarakan di Alun-Alun Kota Sofifi. Teriakan para suporter tak henti-hentinya silih berganti memberikan semangat kepada tim pujaannya. Setiap penampilan menunjukkan kreativitas dan keterampilan yang luar biasa, mencerminkan kekayaan budaya dan inovasi dalam dunia tari.
Sementara itu, Sekprov Malut mengungkapkan rasa bangganya atas terselenggaranya acara ini.
Tak lupa, dirinya juga menyapa seluruh warga Maluku Utara yang berkesempatan hadir pada malam hari yang penuh semangat itu.
“Kompetisi ini bukan hanya ajang untuk menampilkan bakat, tetapi juga sebagai upaya melestarikan seni tari tradisional di tengah maraknya pengaruh budaya modern,” ujar Samsuddin melanjutkan.
Kemudian, mantan Pj Gubernur itu berharap, kompetisi ini tidak hanya menginspirasi generasi muda untuk mencintai seni tari, tetapi juga memperkuat identitas budaya Maluku Utara di era globalisasi.
Ketua Panitia, yang juga Kepala Bidang Destinasi Wisata, Kris Syamsuddin mengucapkan apresiasi kepada seluruh pihak yang terlibat sehingga acara pada malam hari tersebut dapat terselenggara dengan baik.
Dalam penilaian, kata Kris melanjutkan, para juri menekankan pada aspek originalitasi, teknik, ekspresi, dan kreativitas. Kompetisi ini tidak hanya menjadi ajang untuk mengukur kemampuan, tetapi juga sebagai sarana edukasi dan apresiasi terhadap seni tari, baik yang bersifat tradisional maupun modern, ujarnya singkat.
Kompetisi yang menjadi sarana ekspresi generasi Maluku Utara tersebut diikuti oleh 16 grup dari Kabupaten/Kota, dengan total 322 peserta dan akan diselenggarakan selama 3 hari. Seluruh grup sangat antusias dan memberikan penampilan terbaik yang berasal dari berbagai sekolah dan sanggar tari di Maluku Utara.
Para peserta menampilkan berbagai koreografi tarian yang memukau untuk memperebutkan uang tunai 200 juta serta piagam penghargaan.
Deretan juri didatangkan dari para maestro tari, pegiat seni budaya pada kompetisi bergengsi tersebut, yakni Haji Usman, Sahrial (Brother S), Rahmawati Soleman, R Paat serta Kris Syamsuddin.
Kompetisi ini meninggalkan kesan mendalam dan menjadi salah satu momen penting dalam upaya pelestarian seni dan budaya di Bumi Moloku Kie Raha. (*)