Ngabuburit di Alun-alun, Relawan Kitra Minta Dukungan Masyarakat Subang Sejahterahkan TNI Polri

By Admin


nusakini.com - Subang - Gerakan Kitra TNI Polri sebagai lembaga yang menyuarakan tuntutan menaikkan 50 juta Gaji perbulan TNI Polri, ini terkait upaya menghapuskan pemiskinan struktural yang dilakukan oleh pemerintah, kembali menggelar aksinya, sembari ngabuburit di area Alun - alun subang, jumat 31/05/2019

Dalam ngabuburit ini Selain menggelar orasi dan lagu perjuangan , relawan Kitra mengumpulkan petisi dan tanda tangan masyarakat subang mendukung kenaikan 50 juta gaji TNI Polri, aksi ini juga menyertakan iringan musik yang menggambarkan indahnya harmoni kesejahteraan bangsa Indonesia.

Sisa Bulan puasa ini kita maksimalkan petisi penggalangan dukungan melalui ngabuburit Kitra di kawasan alun alun subang, “harapannya seminggu ke depan bisa terkumpul hingga 4000 petisi untuk diserahkan ke pemerintah pusat,” kata Koordinator lapangan kegiatan ngabuburit Kitra Kabupaten Subang Rizal Fatahidin di Alun - alun subang Jl.wangsa ghofrana, Jumat 31/05/2019

Rizal mengatakan, dipilihnya alun-alun tempat ngabubuirit sekaligus lokasi yang tepat mengumpulkan dukungan Kitra, pasalnya ini tempat favorit bagi warga subang untuk ngabuburit sambil menunggu Adzan Magrib.s etelah selesai ngabuburit dan takjil, kemudian bisa langsung Sholat di Mesjid Agung Al-musabaqoh.

Dalam petisi Kitra yang menggalang dukungan masyarakat ini, Gerakan Kitra meminta Presiden jokowi menaikkan Gaji TNI POLRI sejumlah 50 juta perbulan, Dan meminta kepada DPR RI dan Pemerintah untuk mengalokasikan anggaran kenaikan gaji TNI POLRI tersebut dalam APBN. Ungkap Rizal Fatahidin.

Sementara itu dalam orasinya, relawan Kitra Subang Dianti Sari Hendralia mengungkapkan, “rendahnya gaji TNI Polri merupakan pemiskinan struktural yang menimpa TNI Polri, dimana system ini sangat merendahkan harkat kemanusiaan sebagai bangsa Indonesia,” beber mahasiswi yang akrab dipanggil Dayanti 

Bagi KITRA jelas dayanti, ini bukti pemerintah tidak punya rujukan konsepsional yang dibangun diatas nilai kemanusiaan dan ke-Indonesiaan, tentunya ini bencana yang sangat berbahaya bagi jutaan keluarga Indonesia. Pemerintah mengabaikan hak-hak kemanusiaan TNI-POLRI. “padahal sebagaimana diketahui, penghasilan mereka adalah satu-satunya sumber ekonomi jaminan bagi keluarga, kebutuhan spiritual, sosial dan budayanya sebagai warga Indonesia.” Ungkap Dianti sari Hendralia

Dia menjelaskan “ ini merupakan bukti dari sistem gaji vegetatif yang dianut oleh pemerintah. Dimana system ini penghasilan TNI polri hanya sebatas cukup buat makan alias hidup pas-pasan,” beber Dianti Sari Hendralia yang masih berstatus mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di kabupaten subang ini

Dianti sari Hendralia melanjutkan “ Pemiskinan yang menimpa TNI-POLRI dipicu ketiadaan Konsepsi Negara yang tegas terkait kesejahteraan, sebabnya pemerintah hanya mematok gaji berdasarkan kebutuhan pokok atau asumsi biologis saja, habis hanya buat makan dan kenyang.” Jelas Dianti sari Hendralia

Dianti Sari Hendralia menegaskan, “Pemerintah wajib menyejahterakan personel aparat pertahanan dan keamanan negara. Bukan sekedar internal TNI-POLRI, namun menjaga kemanusiaan. Kesejahteraan ini bukan hanya menyangkut ketahanan dan keamanan bangsa dan negara saja. Tapi, juga menjaga kemanusiaan setiap anak bangsa.” Tukasnya

Dianti Sari Hendralia berharap, Gerakan Kitra menggalang dukungan masyarakat agar janji nawacita segera terealisasi untuk mensejahterahkan TNI Polri yang dibuktikan dengan kebijakan menaikkan 50 Juta perbulan Gaji,” Harap Dayanti

Dianti optimis, Negara kita akan aman, rakyat bisa sejahtera bila TNI-POLRI disejahterakan. Mereka akan bekerja lebih keras untuk menjaga setiap jengkal dan jiwa warga Indonesia. imbuhnya

“Bila TNI-POLRI sejahtera maka tentu seluruh waktu, energi dan keterampilan mereka tidak perlu terbagi atau terbelah demi mencari uang tambahan bagi keluarganya. 24 jam waktu ini digunakan total untuk negara dan rakyat sebab kebutuhan keluarga depannya dijamin oleh negara”, pungkas Dianti. (Rajendra)