Neraca Perdagangan Sulawesi Selatan Mengalami Surplus USD1,52 Miliar

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--MAKASSAR--Kementerian Keuangan Provinsi Sulawesi Selatan memprediksi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tumbuh positif menuju target pemerintah. Hal ini tercermin pada kinerja positif diseluruh sektor usaha dan komponen pengeluaran menguatkan optimisme ekonomi Sulawesi Selatan tetap tangguh menghadapi tren pelemahan ekonomi global. 

Tercatat pada triwulan III 2022, Kepala Kanwil Direktorat Jendral Perbendaharaan (DJPb) Sulawesi Selatan, Supendi, mengatakan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan mencapai 5,67% (yoy). Meskipun tingkat pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tercatat lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,72% (yoy), namun tren pemulihan ekonomi Sulawesi Selatan secara konsisten berlanjut menuju target RKPD Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2022 yang diharapkan berada pada kisaran 5,98 – 7,6%.

“Ekonomi Sulawesi Selatan selama tahun 2022 tumbuh positif mencapai 5,67% (yoy), meski menghadapi tren pelemahan ekonomi global hal ini tercermin dari kinerja positif dari berbagai sektor” ungkap Supendi, Kamis (26/1/2023).

Salah satu diantaranya sektor ekspor dan impor, Sulawesi Selatan mengalami surplus neraca perdagangan mulai awal 2020 hingga akhir tahun 2022 ini. Per desember 2022, ekspor Sulawesi Selatan tercatat sebesar USD257,69 Juta sehingga neraca perdagangan mencapat USD173,69 Juta. Dengan demikian, surplus neraca perdagangan Sulawesi Selatan ini terus berlanjut hingga memasuki bulan ke-35, melebihi rekor surplus nasional pada angka bulan ke-31, paparnya.

Secara kumulatif hingga Jan-Des 2022, Kata Dia, sektor perdagangan ekspor tercatat sebesar USD2,71 Miliar atau tumbuh 48,97% (yoy), sementara impor sebesar USD1,20 Miliar sehingga surplus neraca perdagangan mencapai USD1,52 Miliar. Sementara target penerimaan pajak khusus di Sulawesi Selatan, juga mengalami pertumbuhan yang signifikan yaitu 27,4% (yoy) dengan realisasi penerimaan pajak tahun 2022 mencapai Rp12,7 Triliun atau 120,28% dari target. 

Ditegaskan Supendi, bahwa Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya mencapai target penerimaan sejak tahun 2014. berhasil menghimpun penerimaan sebesar Rp18,26 Triliun atau 124.67% dari target. Capaian ini ditunjang dari pajak penerimaan kepabeanan dan cukai dapat melebihi target yaitu sebesar 124.32% atau Rp356,68 Miliar yang dipengaruhi yakni Kebijakan penyesuaian tarif CHT dan munculnya beberapa pabrik rokok baru, Kenaikan harga dan volume komoditas ekspor berupa Palm Kernel Shell dan Realisasi impor gula dan barang instalasi jaringan komunikasi dengan rincian realisasi penerimaan sebagai berikut : 1. Cukai Rp82,56 Miliar, 2. Bea Masuk Rp238,80 Miliar, dan 3. Bea Keluar Rp35,32 Miliar.

Selain berperan sebagai community protector, Cukai juga berperan sebagai penerimaan dan meningkat melalui pemberantasan rokok illegal (Operasi Gempur). Kegiatan penindakan yang terkait dengan ketentuan cukai pada tahun 2022 adalah sebagai berikut : 1. Penindakan meningkat 7,37% atau mencapai 630 penindakan, 2. Penindakan terbesar (60,74%) dilakukan terhadap Hasil Tembakau (rokok), 3. Penindakan HT tumbuh 17,10% atau mencapai 12,44 Juta batang.

Sehingga pada tahun anggaran 2023, jajaran Kementerian Keuangan Sulawesi Selatan terus mendorong Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah serta Desa yang memperoleh dana alokasi APBN agar segera merealisasikan kegiatannya sehingga pengeluaran APBN menjadi salah pendorong kegiatan ekonomi di Sulsel. Sepanjang tahun 2022, Balai Diklat Keuangan Makassar telah memfasilitasi peserta pelatihan sejumlah 4.252 orang, termasuk Peserta PJJ, dengan tema APBDes dan Pengeloaan BMDes sejumlah 153 peserta, pungkasnya.(rilis/rajendra)