MUSTOFA, Film Lokal Citarasa Nasional.

By Admin


nusakini.com - Setelah 3 tahun berjuang, akhirnya Komunitas Film Indie Pesawaran dapat merampungkan produksi Film Mustofa Labuhan Cinta Bersyarat pada Desember 2016. Film ini diharapkan mendapat apresiasi positif dari masyarakat luas, karena film ini ceritanya sangat menghibur dan didalamnya terdapat pelajaran yang mengedukasi serta mengangkat banyak konten kearifan lokal (local wisdom). Film yang bergenre drama percintaan bersetting kehidupan masyarakat adat Lampung Saibatin tahun 80an, ditulis oleh Rizqon Agustia Fahsa yang sekaligus menjadi sutradara dalam film ini.

Film Mustofa bercerita tentang rumitnya kisah cinta Suntan Jamal (Yoga Kharisma) dengan Liana (Dian Cahya Novalia) yang terhalang syarat adat, karena Suntan Jamal adalah anak dari Pangikhan Sampurna Agung Kebandakhan Sebayas (Humaidi Abbas) sedangkan Liana adalah anak dari Dalom Bangsa Khatu Kebandakhan Segayau (Humaiza Ilyas), sementara kedua Kebandakhan tersebut terlibat perselisihan turun termurun. Film ini mengajak kita memahami bahwa cinta sebenarnya dapat menyelesaikan segala bentuk pertikaian. 

Mustofa diharapkan menjadi catatan prestasi, karena film ini mengukir sejarah baru perkembangan perfilman daerah khususnya daerah Lampung. Mustofa jadi film layar lebar pertama yang diproduksi oleh komunitas film dan didanai secara swadaya dengan standar produksi film yang cukup. Seluruh pemain dan kru yang terlibat secara sukarela tanpa dibayar untuk memperjuangkan film ini sampai selesai syuting. 

Suasana pembuatan film Mustofa (Foto: Istimewa )

Adalah Warna Pictures, sebuah rumah produksi dari Jakarta yang turut serta membantu produksi film ini dengan meminjamkan equipment film secara cuma-cuma dan juga menurunkan pekerja filmnya yang professional untuk membantu garapan film ini. DOP, kameramen, soundman serta editor dari Warna Pictures semua bekerja sukarela tanpa dibayar bahkan untuk ongkos ke Lampungpun mereka tanggung sendiri. Ketertarikan Warna Pictures terhadap produksi film ini bermula dari rasa empati mereka setelah membaca perjuangan Komunitas Film Indie Pesawaran yang dimuat situs donasi kitabisa.com. Pihak lain yang juga turut membantu adalah Sanggar Mutiara Waylima pimpinan Dra. Siti Aisyah dan Sanggar Khanggom Gawi pimpinan Muntazir Rusli, S.Sos. 

Setelah peluncuran Official Trailer pada 26 Januari 2017, dukungan terus mengalir untuk film ini, bukan saja dukungan dari daerah Lampung tapi juga datang dari tokoh-tokoh film nasional diantaranya Riri Riza (sutradara Laskar Pelangi dan AADC), Abduh Aziz (sutradara Sebelum Pagi Terulang Kembali) Triawan Munaf (Kepala Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia) dan masih banyak yang lainnya. Mereka sangat mengapresiasi film ini, mereka menilai film Mustofa merupakan drama yang menjanjikan, memiliki pesan yang kuat dengan tampilan yang sederhana dan mereka berharap film ini dapat segera tayang dan dinikmati masyarakat luas. 

Suasana Pembuatan Film Mustofa  (Foto: Istimewa)  

Saat ini film Mustofa dalam finishing di tahap paska produksi, masih banyak yang harus dilakukan hingga film ini bisa maksimal secara kualitas. Tidaklah mudah membuat film lokal berstandar nasional, apalagi hingga mendapatkan kesempatan tayang di bioskop. Karena untuk tayang, film tidak hanya harus baik secara kualitas tapi juga harus baik secara promosi untuk memperbanyak jumlah calon penonton, maka kuncinya adalah skema promosi yang baik dari film ini. Tanpa itu semua akan sulit Mustofa bisa segera tayang. 

Oleh sebab itu, seluruh pemain dan kru yang terlibat dalam produksi film ini, sangat mengharapkan bantuan dari semua pihak, masyarakat luas, tokoh masyarakat, pihak swasta dan juga Pemerintah Propinsi Lampung untuk turut serta mendukung promosi film Mustofa, karena Mustofa tidak seperti film-film lain yang didukung dana promosi. Dengan turut serta mempromosikan film ini, berarti juga telah membantu perjuangan kami memproduksi Film Mustofa hingga bisa tayang di bioskop Nasional.(p/eg)