Minuman Bersoda dan Dampak Bahan Kimia yang Terkandung di Dalamnya

By Ahmad Rajendra


Nusakini.com--Palangkaraya--Minuman ringan atau yang disebut juga sebagai soft drink merupakan salah satu jenis minuman yang sering dikonsumsi di Indonesia. Minuman ringan adalah minuman yang terdiri dari 90 persen air dengan penambahan gula dan bahan perasa berupa sari buah atau sejenisnya yang tidak mengandung alkohol di dalamnya. 

Salah satu jenis dari minuman ini adalah minuman bersoda. Minuman bersoda adalah minuman yang dikarbonasikan. Jenis minuman ini di dalamnya terkandung karbohidrat dengan pemanis yang memiliki kalori tinggi.

Karbonasi sendiri adalah efek penambahan gas karbon dioksida ke dalam minuman, sehingga terbentuk gelembung-gelembung atau buih yang memberikan tampilan dan sensasi menyegarkan saat diminum. Bahan dari soft drink cukup sederhana, yaitu terdiri atas 90 persen air dengan sisanya kombinasi pemanis buatan, karbon dioksida yang telah dimurnikan, pemberi rasa (esens), pewarna buatan, pengatur keasaman seperti asam fosfat, kafein, pengawet seperti natrium benzoat, dan mineral lainnya.

Dalam pembuatan minuman bersoda tentunya dibutuhkan air berkarbonasi. Asam sitrat dan natrium bikarbonat merupakan senyawa kimia yang utama dalam pembuatan minuman berkarbonasi. Pencampuran kedua senyawa ini dapat menimbulkan karbon dioksida yang memberikan gelembung atau desis pada minuman bersoda.

Selain air berkarbonasi, gula dan pemanis buatan juga merupakan bahan penting dalam pembuatan minuman bersoda. Pemanis buatan yang umum digunakan pada minuman bersoda yaitu Sukralosa dan Asesulfam-K. Kedua bahan ini adalah jenis pemanis buatan yang memiliki tingkat kemanisan lebih tinggi dari pemanis alami dan sering digunakan sebagai pengganti gula pasir. Pemanis buatan ini aman untuk dikonsumsi oleh segala usia maupun wanita hamil dan menyusui karena tidak mengandung kalori meskipun lebih manis dari pemanis alami.

Hampir semua produk makanan dan minuman pastinya menggunakan pengawet untuk menjaga produknya dari kerusakan akibat bakteri, jamur dan lain sebagainya. Dan minuman bersoda termasuk salah satu produk yang menggunakan pengawet. 

Natrium benzoat adalah bahan kimia yang paling umum digunakan sebagai pengawet dalam minuman ringan dan aman dikonsumsi selama tidak melewati batas. Bahan ini sering digunakan karena berfungsi untuk memperpanjang masa simpan serta mencegah perubahan tingkat keasaman, rasa serta warna dari minuman.

Untuk menarik minat pembeli, minuman bersoda biasanya menggunakan pewarna makanan untuk membuat tampilannya lebih menarik. Jenis pewarna yang digunakan umumnya ada dua, pewarna alami dan pewarna buatan. Pewarna makanan alami adalah jenis pewarna yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti buah atau sayuran. Sedangkan pewarna makanan buatan adalah jenis pewarna yang didapatkan dari hasil proses kimia seperti pewarna karamel.

Selain pemberian warna agar minuman bersoda terlihat menarik, minuman bersoda juga diberikan perasa buatan yang dibuat menggunakan proses kimia seperti buah-buahan. 

Minuman bersoda juga mengandung pengatur keasaman, yaitu bahan kimia yang berfungsi untuk mengatur keasaman minuman. Bahan yang umum digunakan di antaranya asam fosfat dan asam sitrat. Kegunaan utama dari asam fosfat adalah memberi rasa yang kuat pada minuman dan dapat juga digunakan untuk mencegah terbentuknya bakteri atau jamur pada minuman bersoda. Asam sitrat merupakan pengawet alami yang juga dipakai untuk menambah keasaman atau rasa asam pada makanan atau minuman ringan.

Terlepas dari komposisinya, minuman berkarbonasi tentunya memiliki manfaat dan dampak negatifnya tersendiri. Beberapa manfaat dari minuman berkarbonasi tersebut adalah untuk melancarkan pencernaan, mencegah dehidrasi, membantu menjaga berat badan karena memberikan rasa kenyang saat dikonsumsi, membantu mengatasi gangguan menelan, merawat kulit, dan mengatasi keracunan jengkol.

Karena terbuat dari berbagai bahan kimia, minuman berkarbonasi tentunya memiliki dampak negatif jika dikonsumsi secara berlebihan. Dampak negatif tersebut salah satunya adalah akibat dari pengawet natrium benzoat yang dikonsumsi melebihi batas sehingga terjadi kerusakan sel dan mempercepat penuaan sel serta efek samping lain seperti hiperaktif, pusing dan kesulitan tidur.

Pewarna buatan yang dipakai dalam minuman bersoda disebutkan bisa meningkatkan risiko terkena kanker. Di mana ada bahan kimia pada salah satu jenis pewarna buatan yang dikenal bisa meningkatkan dan memperburuk gejala penyakit asma. 

Gula dan pemanis buatan sebenarnya tidak terlalu berbahaya, tetapi tetap harus dibatasi karena dapat konsumsi gula berlebih dapat menyebabkan obesitas dan diabetes sedangkan konsumsi pemanis buatan yang memiliki kalori tinggi secara berlebih dapat meningkatkan tekanan darah dan juga merangsang hati untuk membuang lemak ke aliran darah. 

Sedangkan dampak kafein pada kesehatan adalah dapat menyebabkan meningkatnya resiko penyakit jantung dan hipertensi.

Dari berbagai penjelasan di atas bisa disimpulkan bahwa, meskipun minuman bersoda digemari karena rasanya yang menyegarkan serta memiliki bermacam-macam dampak positif untuk kesehatan, namun melihat dari bahan-bahan yang terkandung di dalamnya, kita tetap perlu berhati-hati dalam mengonsumsinya. Sebisa mungkin hindari konsumsi berlebihan karena minuman bersoda tidak hanya mempunyai dampak positif tetapi juga mempunyai dampak negatif yang dapat berbahaya bagi kesehatan. 

Artikel ditulis oleh Yuneta, Mahasiswa Prodi Kimia, Universitas Palangka Raya