Meski gagal Juara, Tim Thomas-Uber Indonesia Tetap Disambut Hangat

By Admin

nusakini.com--Meski gagal juara pada ajang Piala Thomas-Uber  di Kunshan, China, 16-22 Mei 2016, tim Indonesia mendapat sambutan hangat setibanya di tanah air, Senin (23/5).

Rombongan yang dipimpin Ketua Umum PP PBSI, Gita Wirjawan, disambut oleh Wakil Ketua Umum PBSI, Fuad Basya, dan Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Gatot S. Dewa Broto.

"Kami memang belum berhasil membawa pulang gelar. Namun, saya bangga dengan upaya para pemain yang mampu memenuhi target masuk final, apalagi mayoritas anggota tim masih sangat muda. Saya yakin ke depan mereka bisa membawa Indonesia meraih prestasi tertinggi," kata Gita Wirjawan di hadapan wartawan. 

Indonesia masih berstatus sebagai raja Piala Thomas dengan 13 gelar. Namun, Tim Merah-Putih sudah puasa gelar selama 14 tahun setelah terakhir kali jadi juara pada 2002 di Guangzhou, China, dengan mengalahkan Malaysia 3-2.

"Dengan segala kerendahan hati kami meminta maaf karena belum berhasil membawa pulang trofi Piala Thomas ke Indonesia. Namun, kita tak perlu rendah diri karena sejak kualifikasi hingga putaran final Indonesia selalu menjadi yang terbaik di Asia. Tim inu masih muda. Saya optimistis dua tahun lagi mereka bisa membawa Indonesia merebut Thomas," ujar Chef de Mission tim Indonesia di Piala Thomas dan Uber 2016, Achmad Budiharto.

Sementara itu, Manajer tim Indonesia, Rexy Mainaky, bersyukur dengan pencapaian tim Thomas. Dia juga tak lupa mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa dari masyarakat Indonesia.

"Saya optimistis Piala Thomas bisa dibawa lagi ke Bumi Pertiwi pada penyelenggaraan berikutnya. Dua tahun lagi pemain muda kita sudah lebih matang. Pemain Denmark saja mengakui pemain tunggal Indonesia punya potensi besar. Itu artinya bintang muda kita mulai diperhitungkan lawan," kata Rexy, yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PBSI. 

Mayoritas pemain tunggal yang ada di skuat Piala Thomas Indonesia masih berusia muda. Tommy Sugiarto, yang berusia 27 tahun, jadi pemain paling senior. Anthony Sinisuka Ginting dan Ihsan Maulana Mustofa berumur 20 tahun, sedangkan Jonatan Christie baru 18 tahun.

Perjuangan tim Thomas dan Uber Indonesia mendapat apresiasi dari Kemenpora. Apalagi prestasi tim Thomas meningkat dibanding edisi 2014 di New Delhi, India, yang hanya mencapai semifinal usai ditaklukkan Malaysia 0-3. Adapun langkah Tim Uber terhenti di babak perempat final. 

"Pemerintah bangga dengan prestasi yang diraih tim bulutangkis Indonesia. Hasil ini jauh dari perkiraan awal kami. Dengan proses pembinaan yang baik dari PBSI, kami yakin hanya tinggal menunggu waktu saja sebelum Indonesia jadi juara lagi. Menpora juga berharap bulutangkis bisa kembali meneruskan tradisi emas Indonesia di Olimpiade," tutur Gatot. (b/ab)