Menteri Basuki : Kita Perlu Meniru Langkah RRT dalam Pembangunan Sumberdaya Air

By Admin

nusakini.com-- Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memulai agenda kunjungan kerja selama 2 hari di Republik Rakyat Tiongkok, Kamis, 30 Maret 2017 hingga Jumat, 31 Maret 2017 diawali pertemuan dengan Menteri Sumberdaya Air (SDA) RRT Chen Lei tadi pagi di Kantor Kementerian SDA RRT. 

Berbagai isu pembangunan bidang sumberdaya air didiskusikan secara interaktif dalam suasana yang penuh kehangatan dan persahabatan, dimana kedua belah pihak bertukar informasi dan pengalaman dengan penuh antusiasme. 

Dengan jumlah penduduk lebih dari 1.35 milyar jiwa saat ini, Pemerintah RRT sejak lama telah menaruh perhatian besar pada isu ketahanan air dan kedaulatan pangan dengan membangun infrastruktur untuk pengendalian banjir, penyediaan air baku untuk irigasi, air bersih dan perkotaan, serta untuk pembangkit tenaga listrik. 

"Bendungan pertama di RRT telah dibangun sejak 2 abad Sebelum Masehi, dan hingga kini masih berfungsi dengan baik. Pemodelan terhadap desain bendung dengan saluran pengelak membuktikan bahwa desain tersebut adalah yang terbaik," jelas Menteri Chen Lei. 

"Saat ini RRT memiliki 100 ribu bendungan dengan berbagai ukuran, dimana sebagian besar berukuran antara 10 hingga 100 juta meter kubik", tambah Menteri Chen Lei.  

Ia menegaskan bahwa 62% air baku diperuntukkan bagi air irigasi, dimana 60 tahun yang lalu 98% tampungan bendungan diperuntukkan bagi air irigasi. Cakupan layanan air bersih untuk kawasan perkotaan kini telah mencapai antara 87 hingga 89%, sedangkan pada kawasan perdesaan baru berkisar 76%.

Sementara untuk layanan air limbah secara keseluruhan kini adalah berkisar 62%. Tapi untuk Kota Beijing layanan air bersih mencapai 97% dan air limbah sebesar 85%. 

Menteri Chen Lei menutup penjelasannya dengan informasi bahwa pengelolaan sumberdaya air di RRT saat ini dibagi ke dalam 7 Wilayah Satuan Sungai utama, serta 400 daerah irigasi. Pengelolaan ini dipayungi oleh beberapa Undang-Undang, antara lain UU Pengendalian Banjir, UU Air dan Lingkungan, UU Pengendalian Erosi Tanah, dan akan segera ditetapkan UU baru tentang Penghematan Air. 

"Apa yang telah dilakukan dan dicapai Pemerintah RRT banyak menginspirasi kita. Seperti pesan Presiden Joko Widodo agar kita bisa mengikuti langkah kebijakan RRT dalam pembangunan infrastruktur," tegas Menteri Basuki. 

Menteri Basuki menambahkan bahwa hingga kini kita baru memiliki 231 bendungan dengan kapasitas tampung 12 milyar meter kubik. Dengan pembangunan 49 bendungan baru kita akan menambah tampungan air besar 7 (tujuh) milyar meter kubik. 

Kita pun tengah berupaya untuk meningkatkan akses terhadap layanan air bersih dari 72% saat ini menuju 100%, serta akses terhadap layanan pengolahan air limbah yang masih berkisar 62%.  

Menteri Basuki berharap Pemerintah RRT dapat memberikan dukungan keahlian maupun pendanaan dalam percepatan pencapaian target tersebut diatas. Kerjasama dengan Pemerintah RRT pernah dilakukan sebelumnya dalam pembangunan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang dengan kapasitas tampung 1 milyar meter kubik.  

Dalam pertemuan selama 2 jam tersebut Menteri SDA RRT didampingi jajarannya, antara lain Direktur Jenderal Kerjasama Internasional, Sains dan Teknologi Liu Zhiguang, Direktur Jenderal Perencanaan dan Program Wang Annan, Direktur Jenderal Irigasi, Drainase dan Air Bersih Perdesaan Wang Aiguo, serta Direktur Jenderal Pengendalian Banjir dan Kekeringan Li Kungang. 

Sementara Menteri Basuki didampingi oleh Direktur Jenderal Sumberdaya Air Imam Santoso, Staf Khusus Menteri PUPR Firdaus Ali, Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja dan Kasubdit Data dan Informasi Ditjen SDA Ismail Widadi. (p/ab)