Mentan Melepas Ekspor 40 Ton Beras Organik ke Belgia

By Admin


nusakini.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman melepas ekspor 40 ton beras organik ke Belgia yang dihasilkan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Simpatik di Desa Mekar Wangi, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat.

Ekspor tersebut menandai berjalannya sewindu ekspor beras organik dari Gapoktan itu ke Belgia.

Beras tujuan ekspor itu dikemas dalam plastik kedap udara agar bisa bertahan hingga berbulan-bulan. Satu bungkus beras seberat lima kilogram. Komoditas itu lalu ditaruh dalam kardus dengan label "Indonesia Rice".

Harga beras tersebut di tingkat petani mencapai Rp 20.000 per kilogram, namun di Belgia mencapai Rp 90.000 per kilogram.

Selain ke Belgia, sejumlah negara yang telah menjadi tujuan ekspor beras organik adalah Singapura, Italia, Amerika Serikat dan Uni Emirat Arab.

Sebelum melepas ekspor itu, Amran sempat melihat sawah yang ditanami padi oranik serta tempat penggilingan dan pengemasan beras organik di desa itu. Di tempat pengemasan beras, ia menyoroti adanya proses manual untuk menyortir butiran beras karena ada butir beras yang kualitasnya tidak sama yakni ada butiran beras warna putih di antara beras merah.

"Ini terjadi karena masalah kualitas bibit yang kurang bagus. Kalau bercampur begini, kan repot juga karena harus dipilih satu per satu. Saya minta Badan Litbang Kementerian Pertanian untuk membantu memurnikan bibit padi agar tidak ada butiran padi yang warnanya berbeda," katanya.

Amran mengatakan, setiap tahun Indonesia mampu mengekspor 100.000 ton beras organik sehingga akan menjadi masa depan produk pertanian Indonesia. "Ini pertanian cerdas. Saya minta Badan Litbang dan untuk mengawal pertanian organik. Ini masa depan ekspor beras. Tinggal perbaiki regulasinya," katanya.

Ia mengatakan selain di Jawa, Sumatera dan Kalimantan juga berpotensi dikembangkan beras organik karena harganya Rp 20.000 di tingkat petani atau jauh di atas beras nonorganik yang berkisar Rp 7.000 per kilogram.

Menteri Amran juga menyerahkan bantuan traktor dan mesin panen padi kepada kelompok petani dan kelompok buruh tani di daerah itu selain menyerahkan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.(p/mk)