Mentan Ajak Kaum Ibu Tekan Inflasi dari Pekarangan Rumah

By Admin

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama Iwapi

nusakini.com - Karakteristik cabai yang mudah rusak (perishable) dan fluktuasi harganya berkontribusi terhadap inflasi, yang memaksa pemerintah harus memberi perhatian serius untuk mengatasi lonjakan harga cabai, dan Pemerintah RI melalui Kementerian Pertanian menyediakan 10 juta benih kepada kaum ibu agar menanam cabai di pekarangan rumah untuk mendukung program nasional Gerakan Tanam Cabai (Gertamcabai). 

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus berupaya memasyarakatkan program Gerakan Tanam Cabai (Gertamcabai) agar rakyat memberdayakan potensi lahan pekarangan sebagai sumber pangan dan menghemat pengeluaran rumah tangga. 

"Lonjakan harga cabai tidak bisa hanya dilihat dari pergerakan harga dalam satu dua hari saja, namun harus dilihat dalam kurun waktu panjang. Harga komoditas ini dalam waktu tertentu jatuh, petani pun menderita kerugian namun pada saat tertentu harga melonjak tinggi seperti saat ini," kata Metan dalam keterangan tertulisnya di Jakarta pada Selasa (17/1/2017). 

Mentan mengungkapkan hal itu saat hadir pada Bazaar Iwapi (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) di Thamrin City Jakarta, dilanjutkan dengan penyerahan benih cabai kepada Ketua Umum Iwapi, Dyah Anita Prihapsari sebagai bagian Gertamcabai yang diluncurkan di Markas Kostrad Cilodong, Jawa Barat pada 22 November 2016. 

Menurut Mentan, program Gertamcabai merupakan bagian dari pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) di seluruh Indonesia, yang didukung oleh Ditjen Hortikultura dan Badan Ketahanan Pangan (BKP) sementara Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yang akan melakukan pendampingan.  

"Gertamcabai didukung seluruh pihak terkait di kementerian, sementara di daerah akan didampingi oleh 44 balai pengkajian teknologi pertanian atau BPTP di seluruh Indonesia, manfaat positif bagi rumah tangga dapat menghemat anggaran belanja, dan kaum ibu juga telah mendukung pemerintah menekan inflasi," kata Mentan yang didampingi Kepala Badan Litbang Pertanian, Muhammad Syakir. 

"Kalau setiap rumah tangga menanam cabai di pekarangan rumah, minimal lima batang saja akan menghemat belanja rumah tangga sehingga inflasi dapat ditekan. Hasil produksi cabai petani pun dapat diekspor sebagai sumber devisa sehingga berdampak positif pada neraca perdagangan Indonesia." 

Sebelumnya diberitakan, Kepala BKP Gardjita Budi pada kunjungan kerja di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, pekan lalu, menegaskan bahwa tersedia 10,3 juta hektar lahan pekarangan di seluruh Indonesia yang terbengkalai menjadi lahan tidur padahal dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya kaum ibu, menjadi sumber pangan khususnya untuk menanam cabai dan tanaman hortikultura lainnya. 

Sementara Dirjen Hortikultura, Spudnik Sujono mengawali kegiatan Gertamcabai sebelum diluncurkan Mentan di Cilodong, dengan mengajak Walikota Bogor Aria Bima pada awal November 2016 untuk membagikan puluhan ribu polibag tanaman cabai bagi warga Kota Bogor. 

Mentan Andi Amran Sulaiman berupaya membangkitkan kesadaran masyarakat khususnya ibu rumah tangga untuk menanam cabai di pekarangan rumah sebelum harga cabai melambung seperti saat ini, karena dia meyakini fluktuasi harga cabai dapat diatasi dengan kemauan dan kesadaran masyarakat, sayangnya potensi besar tersebut belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pangan murah.

Mentan dalam berbagai kesempatan mengingatkan bahwa dengan media sederhana seperti kantong plastik tanaman (polibag) dapat ditanami cabai, dan dapat dipetik setiap hari untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, sehingga pengeluaran untuk membeli cabai dapat dialihkan untuk keperluan rumah tangga lainnya. 

Menurutnya, keberhasilan Kementan meningkatkan produksi 13 komoditas pangan strategis menguap begitu saja lantaran lonjakan harga cabai.  

"Beberapa hari terakhir ini, saya terganggu harga cabai rawit yang meningkat. Tapi terimakasih itu mendorong saya membuat lompatan atau terobosan untuk meningkatkan produksi cabai," ujar Mentan pada tanam perdana jagung 10.000 hektar pekan lalu di Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara. 

Dia mengakui masalah harga cabai sama peliknya ketika menghadapi kabar beras plastik, merica palsu, mesin traktor tidak dibayar, "tapi saya ikhlas, itulah risiko menjadi menteri dan saya sudah wakafkan jiwa raga saya untuk kepentingan bangsa", pungkasnya.(p/mk)