Menperin: TEI Membuka Peluang Pasar Ekspor Produk IKM

By Admin

nusakini.com--Kementerian Perindustrian aktif mendukung berbagai kegiatan promosi khususnya yang bertujuan untuk memperluas pasar produk-produk unggulan industri dalam negeri. Melalui penyelenggaraan Trade Expo Indonesia (TEI) 2016, diharapkan dapat membuka peluang pasar ekspor khususnya bagi industri kecil dan menengah (IKM). 

“Peluang itu terbuka dari para buyer, terutama yang berasal dari luar negeri. Ajang ini juga sekaligus menjaring investor asing untuk berinvestasi di Indonesia,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada Jumpa Pers Trade Expo Indonesia (TEI) 2016 di Jakarta, Rabu (12/10). 

Turut hadir dalam jumpa pers, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita serta Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Perkasa Roeslani. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo membuka secara resmi pameran perdagangan berskala internasional tersebut. 

Menperin menilai TEI mampu menjadi wahana untuk memperkenalkan potensi dan kemampuan industri dalam negeri yang memiliki daya saing tinggi baik di pasar domestik maupun global. “Dari kegiatan pameran ini juga diharapkan dapat mendorong percepatan industrialisasi untuk menciptakan nilai tambah produk industri sehingga memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan ekspor dan penyerapan tenaga kerja,” tuturnya. 

Mengenai aspek perdagangan internasional, nilai ekspor industri pengolahan dalam negeri pada Agustus 2016 mencapai USD 9,46 miliar atau tumbuh 33,28 persen dibandingkan Juli 2016. “Industri yang mencatat surplus terbesar pada bulan Agustus 2016 adalah sektor makanan sebesar USD 1,24 miliar dan diikuti sektor pakaian jadi sebesar USD 610 juta,” ungkap Airlangga. 

Apabila dilihat dari negara tujuan ekspor yang terbesar untuk industri pengolahan dalam negeri, yaitu Amerika Serikat dengan nilai ekspor sebesar USD 1,32 miliar, Jepang USD 853 juta, dan Tiongkok USD 887 juta pada bulan Agustus 2016. 

Airlangga juga mengatakan, pihaknya tengah mendorong IKM nasional untuk meningkatkan kapasitas produksi sambil mencari pasar ekspor baru yang potensial seperti Afrika dan Amerika Latin. “Kami akan mendorong IKM untuk peningkatan kapasitas, memfasilitasi akses pembiayaan, peralatan, teknologi, dan standarisasi," sebutnya. 

Menurut Airlangga, kedua negara tersebut saat ini membutuhkan beberapa produk unggulan industri nasional seperti produk garmen, mebel, serta kertas. 

Pada TEI tahun ini, Airlangga menyampaikan, beberapa produk IKM yang menjadi andalan untuk diperluas pasar ekspornya, antara lain fashion, mebel, makanan dan minuman, perhiasan dan minyak atsiri. “Untuk itu, kami meminta kepada pelaku IKM nasional untuk terus berinovasi dan berpromosi agar produknya diminati dan dikenal luas di pasar internasional. Dan, yang terpenting lagi adalah penguatan branding,” tegasnya. 

Sementara itu, Menteri Retno mengungkapkan, pihaknya telah mengundang sebanyak 1.200 perusahaan asing untuk menghadiri TEI 2016. "Kami mengerahkan seluruh perwakilan kami yang ada di luar negeri untuk mempromosikan pameran ini," ujarnya.

Retno juga menyampaikan, 1.200 perusahaan tersebut merupakan pembeli potensial yang datang dari 72 negara di dunia. Di samping itu, Kementerian Luar Negeri juga mengundang sebanyak 669 perusahaan dari pasar ekspor nontradisional Indonesia, yaitu Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, Eropa Tengah dan Timur, Asia Tengah dan Selatan, Afganistan, Palestina dan Fiji. 

Pada kesempatan tersebut, ketiga menteri dan Ketua Umum Kadin Indonesia menyaksikan penandatanganan 10 kontrak dagang dari program misi pembelian sesi pertama senilai USD 97 juta. Penandatanganan dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asal Kanada, Amerika Serikat, India, Spanyol, Taiwan, Rusia, Australia, dan Swiss dengan perusahaan dan eksportir Indonesia. 

Menurut Menteri Enggartiasto, penandatanganan tersebut merupakan bukti dan konsistensi dari perwakilan dagang Indonesia di luar negeri dalam memberikan kontribusinya terhadap peningkatan ekspor nasional. "Penandatanganan kontrak dagang ini sangat menjanjikan. Ini menunjukkan bahwa selain masih diminati, produk Indonesia juga mampu bersaing di pasar global,” tuturnya. 

Sedangkan, Rosan mengatakan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia juga berupaya membawa produk-produk dalam negeri untuk bisa menembus pasar non-tradisional karena memiliki potensi yang cukup besar. "Pasar tujuan ekspor baru memang dari segi nilai masih rendah, namun akan kami gali karena banyak produk kita yang sangat potensial dan menarik bagi mereka," ucapnya. 

Rosan menambahkan, pihaknya telah memberikan masukan kepada pemerintah untuk bisa meningkatkan kinerja ekspor hingga 500 persen dalam kurun waktu 15 hingga 20 tahun mendatang. "Bukan soal angka atau besaran peningkatan ekspornya, tapi kami mencoba untuk mendorong dan tetap optimistis dalam pasar yang memang mengalami perlambatan ini," ujarnya. 

Pameran yang digelar 12-16 Oktober 2016 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat ini mengusung tema "Indonesia: Source of Natural and Creative Products" dengan menampilkan berbagai produk unggulan hasil kreativitas dan inovasi desain. Sejumlah negara yang ikut berpartisipasi, di antaranya Nigeria, Malaysia, India, Arab Saudi, Thailand, Uni Emirat Arab, Papua Nugini dan Bangladesh. (p/ab)