Menko Airlangga: Penguatan Koordinasi Sangat Penting untuk Memetakan dan Menavigasi Berbagai Risiko dan Peluang

By Abdi Satria


nusakini.com-Jakarta-Perekonomian global diproyeksikan akan terus pulih. Meski begitu, masih diperlukan kesigapan dalam menghadapi berbagai tantangan seperti ketidakpastian kasus Covid-19 dan variannya, serta meningkatnya inflasi global. Di tengah tekanan global tersebut, fundamental Indonesia sudah baik dengan pertumbuhan ekonomi tercatat sebesar 3,69% (yoy) pada tahun 2021. Tingkat PDB per kapita Indonesia juga meningkat ke level Rp62,2 juta atau US$4.349,5 pada tahun 2021.
Pemerintah telah menargetkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2% (yoy) pada tahun 2022, sejalan dengan prediksi berbagai lembaga internasional. Pemerintah juga akan mencermati risiko yang berasal dari sumber global maupun domestik, seperti konflik geopolitik Rusia dan Ukraina.
“Saya percaya bahwa penguatan koordinasi sangat penting untuk mengantisipasi dan memitigasi risiko yang kita hadapi di tahun 2022,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto secara virtual saat menyampaikan keynote speech dalam acara the 1st Conference on Contemporary Risk Studies During Covid-19 Pandemic: Challenge and Opportunities yang diselenggarakan oleh Universitas Pertamina, Kamis (31/03).
Pandemi Covid-19 telah mengajarkan untuk selalu antisipatif dan tanggap dalam menyikapi krisis. Sebagaimana dicatat oleh KTT G20 di Roma tahun lalu, pemulihan ekonomi dan kesehatan sedang berlangsung di seluruh dunia tetapi masih sangat tidak merata antar negara. Kesenjangan dalam proses vaksinasi telah menciptakan pemulihan ekonomi yang berbeda.
Sebagai Presidensi G20, Indonesia memahami tantangan ke depan dan perlunya tindakan kolektif untuk mengatasinya. Pemerintah Indonesia berharap untuk memberikan tidak hanya hasil naratif, tetapi juga hasil nyata dan konkrit.
Indonesia akan fokus pada tiga pilar utama untuk Presidensi G20 tahun 2022, yakni arsitektur kesehatan global, transisi energi berkelanjutan, dan transformasi digital. Melalui pilar-pilar tersebut, Indonesia akan terus memimpin dalam memastikan kesetaraan akses atas vaksin Covid-19, juga mendorong pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif melalui partisipasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan ekonomi digital.
Dengan adanya tantangan dan peluang besar seperti saat ini, kebijakan berbasis bukti, penelitian dan studi kebijakan menjadi sangat signifikan. Para peneliti dan akademisi perlu memiliki kemampuan untuk memberikan rekomendasi kebijakan yang relevan dan terkini.
Menko Airlangga menyambut saran yang disampaikan melalui konferensi ini, tentang bagaimana memetakan dan menavigasi berbagai risiko dan peluang yang dihadapi saat ini, serta untuk memberikan pendekatan baru guna mendukung pemulihan nasional dan global.
“Saya ingin mengucapkan selamat pada konferensi hari ini dan saya berharap dapat menerima kiriman ide dan kontribusi Anda, untuk pemulihan nasional dan global kita,” pungkas Menko Airlangga. (rls)