Mendikbud Dorong Reformasi Sekolah untuk Revolusi Mental

By Admin

nusakini.com-- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berharap tahun ajaran baru ke depan dapat segera dimulai reformasi sekolah. Hal ini untuk mendorong percepatan implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). 

Demikian disampaikan Mendikbud ketika meresmikan penerapan PPK di Purwokerto, kabupaten Banyumas Jawa Tengah, Kamis (27/4). Di kabupaten ini tahun lalu telah menerapkan PPK untuk 125 SMP, sedangkan tahun ajaran depan akan diterapkan pada 810 Sekolah Dasar (SD). "Saya mengapresiasi Banyumas ini sebagai kabupaten pendidikan karakter. Selain sekolah, saya lihat kotanya juga sangat kondusif untuk penanaman karakter," puji Mendikbud. 

Mendikbud juga membuka pameran pendidikan dalam rangka Hari Pendidikan Nasional serta seminar yang diikuti 2.510 guru dan kepala sekolah di auditorium Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Mendikbud menyempatkan singgah beberapa menit ke SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto untuk memberi motivasi kepada para siswa sebelum akhirnya kembali ke Jakarta. 

Dalam sambutannya, Mendikbud menyatakan revolusi mental harus benar-benar dikondisikan di sekolah. Sesuai Nawacita, maka porsi pendidikan karakter harus lebih besar daripada pengetahuan. Oleh karena itu sekolah harus direformasi baik manajemen, lingkungan, guru, kepala sekolah, komite sekolah, maupun lingkungan masyarakat. 

"Bung Karno dulu menekankan dua hal, yakni nation building dan character building. Itu tidak akan bisa kita wijudkan kalau kita tidak sungguh-sungguh menerapkannya dalam pendidikan sejak dini," ungkap Mendikbud. 

Untuk itu, lanjut Mendikbud, mulai tahun ajaran depan diharapkan sudah terealisasi reformasi sekolah. Antara lain, kerja guru 8 jam di sekolah bukan hanya untuk mengajar atau tatap muka tetapi memperbanyak aktivitas murid di luar pelajaran. 

Selain itu kepala sekolah akan diperankan sebagai manajer sekolah yang aktif memikirkan dan mengembangkan kualitas sekolah. Kemendikbud juga telah mengeluarkan Peraturan Menteri tentang komite sekolah yang didorong menjadi mitra sekolah untuk ikut berpartisipasi secara gotong royong dalam pendidikan. 

"Lingkungan Banyumas ini sudah cukup bagus. Saya menantang agar guru dan kepala sekolah lebih kreatif lagi memanfaatkan potensi ini. Kurangi metode ceramah, ajak anak-anak ke sanggar, museum, pasar, bank, masjid, gereja, sawah dan lain-lain. Bimbing mereka menjadi pemimpin yang cerdas, toleran dan jujur, tanamkan jiwa wirausaha ulet dan kerja keras, menyukai seni dan budaya, serta berkepribadian yang baik dan taat beribadah," tambah mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini. 

Mendikbud berharap guru semakin luwes dalam mendidik muridnya. Tidak perlu kaku dengan jadwal yang dibuat jika memang bisa dibuat fleksibel asal tujuan pendidikan tercapai. Guru juga diminta tidak gampang marah pada murid yang bandel, sebab seringkali kebandelan itu menjadi bagian dari manifestasi kecerdasan seseorang. 

"Jadilah guru yang menyenangkan, menjadi tuladha (teladan) bagi anak-anak. Jangan hanya bisa mendorong dan memotivasi, tetapi juga menjadi contoh kebaikan," papar Muhadjir. 

Ke depan, kata Mendikbud, generasi muda harus bisa menghadapi tantangan lebih besar lagi. "Harus lahir anak-anak yang lebih baik dari bupati saat ini, bahkan lebih hebat dari mendikbudnya," tegas Mendikbud. 

Bupati Banyumas Ahmad Husein yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwadi Santoso menyatakan siap mendukung kebijakan Mendikbud. Ia berharap di wilayahnya akan lahir tokoh-tokoh besar seperti Jenderal Sudirman yang asli Purwokerto itu. 

Peluncuran penerapan PPK juga ditandai pembacaan ikrar dan penandatangan baliho raksasa oleh Mendikbud, bupati dan kepala dinas pendidikan. Menurut Purwadi di 510 SD se-kabupaten Banyumas, pendidikan karakter akan menekankan pada nilai kejujuran dan keuletan sesuai kekhasan Banyumasan. 

"Karakter diterapkan pada keseharian siswa berbasis budaya kelas, budaya sekolah dan budaya masyarakat," kata Purwadi. 

Dalam kesempatan itu, Mendikbud memberikan bantuan 500 buku yang terdiri dari 40 judul buku cerita rakyat. Buku-buku tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menambah bahan bacaan pendidikan karakter yang ditumbuhkan dari kebiasaan membaca.(p/ab)